Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Demam Naturalisasi, Penyerang Pribumi Jadi Turis di Negeri Sendiri

By Taufan Bara Mukti - Kamis, 1 Maret 2018 | 20:43 WIB
Aksi Marko Simic saat laga Persija Jakarta kontra Tampines Rovers dalam ajang Piala AFC 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (28/2/2018). (FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM)

Publik sepak bola Indonesia sedang dihebohkan dengan performa gemilang yang ditampilkan bomber Persija Jakarta, Marko Simic.

Sejak awal kedatangannya ke Liga Indonesia, Marko Simic telah mencuri perhatian.

Dia langsung mencetak gol ketika diturunkan di kompetisi Suramadu Super Cup kontra Madura United.

Pada laga-laga selanjutnya keran gol penyerang asal Kroasia itu tak pernah mampat.

Terbukti hingga kini dia telah mencetak 17 gol dari 13 laga bersama Macan Kemayoran.


Aksi Marko Simic saat laga Persija Jakarta kontra Tampines Rovers dalam ajang Piala AFC 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (28/2/2018).(FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM)

Karena kegemilangan dan keberingasan Simic sebagai predator di gawang lawan, muncul wacana naturalisasi kepada eks penyerang Melaka United itu.

Simic diisukan akan segera menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI) lewat proses naturalisasi.

Namun, jika Simic dinaturalisasi, maka penyerang lokal di Indonesia akan semakin termarjinalkan.

Lihat saja skuat tim-tim kasta tertinggi Liga Indonesia saat ini.

Untuk menyebutkan lima nama penyerang lokal yang sering diturunkan saja barang kali kita merasa kesulitan.

(Baca Juga: Garang di Depan Gawang, Marko Simic Ternyata Masih Punya Satu Kelemahan)

Memang, ada beberapa nama penyerang asli Indonesia yang kerap menjadi pemain utama seperti Bambang Pamungkas (Persija Jakarta), Marinus Manewar (Bhayangkara FC), Samsul Arif (Barito Putera), dan Lerby Eliandry (Borneo FC).

Namun, kehadiran mereka hanya segelintir jika dibandingkan dengan para striker asing yang didatangkan dari luar negeri.

Memanfaatkan izin menggunakan tiga pemain asing, para pelatih berbondong-bondong adu cepat untuk mendatangkan penyerang.

Alhasil, keberadaan para penyerang lokal yang berkualitas mulai tersisihkan.

Sekalipun tidak mendatangkan penyerang asing pada posisi itu, langkah naturalisasi juga disinyalir bisa menjadi langkah instan untuk mengurangi kuota pemain asing yang digunakan oleh tim.

Alberto Goncalves (Sriwijaya FC), Ilija Spasojevic (Bhayangkara FC) hingga Cristian Gonzalez (Madura United) adalah nama-nama penyerang yang telah berubah status menjadi WNI.

(Baca Juga: Perlukah Timnas Indonesia Menaturalisasi Marko Simic?)

Sementara beberapa tim lainnya masih menggunakan jasa penyerang asing untuk mengarungi kompetisi musim depan.

Selain Simic, ada Thiago Furtuoso (Arema FC), Ezechiel N'Douassel (Persib Bandung), Wilfried Yessoh (PSMS), dan masih banyak lagi para penyerang asing yang menghiasi skuat tim-tim Liga Indonesia.

Itu hanya dari segi kompetisi, belum lagi jika ditinjau dari kesempatan memperkuat timnas Indonesia di kompetisi resmi.

Dengan formasi satu penyerang tengah yang diusung Luis Milla di timnas senior Indonesia, berarti tak lebih dari tiga penyerang tengah yang bakal dibawa jika ada turnamen level internasional (satu inti dua cadangan).

Jika tak ada pemain lokal yang diberi kesempatan dan tampil menonjol, bisa saja sang pelatih lebih memilih menggunakan jasa pemain naturalisasi.

Namun, jika keputusan melakukan naturalisasi itu bisa membawa timnas Indonesia meraih prestasi, tak ada salahnya memberikan dukungan demi lambang garuda di dada.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P