Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alasan Klasik Ini Buat Indonesia Sering Berurusan dengan FIFA

By Akhir Mala - Senin, 26 Maret 2018 | 12:28 WIB
Logo FIFA yang diambil dari kantor pusat di Zurich, Swiss, pada 9 Oktober 2015. (HAROLD CUNNINGHAM/GETTY IMAGES)

Eks Gelandang Laskar Ayam Kinantan tersebut mengatakan gajinya hingga kini belum terlunaskan.

Sisa gaji yang belum terbayar yakni tiga bulan, tepatnya Rp 150 juta.

Shin Hyun-Joon pun berharap, manajemen PSMS Medan bisa segera melunasi sisa haknya yang belum terbayarkan.

Beberapa masalah klasik yang menimpa Indonesia hingga berurusan dengan FIFA karena masalah klasik, antara lain pembekuan klub, denda, dan kehilangan hak keanggotaan FIFA.

Masalah dengan FIFA sebenarnya juga sudah terjadi sejak tahun 2014.

Saat itu, tiga klub asal Indonesia yakni Persebaya Surabaya, Persires Bali Devata, dan PSIS mendapat sanksi dari FIFA.

(Baca juga: Tak Hanya tentang Gol Roket, Sederat Prestasi Ini Membuat Febri Hariyadi Pantas Berkarier di Eropa)

Ketiga klub itu disanksi karena menyebarkan data Transfer Matching System (TMS) FIFA di sosial media.

Seperti diketahui, data tersebut bersifat rahasia dan tidak boleh disebar luaskan.

Akibat hal itu, Persebaya Surabaya dan Persires dijatuhi sanksi denda sebesar 25 ribu franc Swiss atau sekitar 318 juta rupiah.

Sementara PSIS didenda 15 ribu franc Swiss atau setara 191 juta rupiah.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P