Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kecenderungan penggunaan dua striker sejajar terlihat di fase awal Liga 1 2018.
Saat bertandang ke markas Sriwijaya FC pada pekan kedua, lini depan Persib terlihat berbeda.
Asisten pelatih Fernando Soler, yang ditugasi memimpin tim karena pelatih Mario Gomez kembali ke Argentina menemani sang istri yang sakit, menurunkan Ezechiel N'Douassel dan Jonathan Bauman sekaligus sejak sepak mula.
Pada pertandingan pertama melawan PS Tira, posisi ujung tombak ditempati sendirian oleh Ezechiel.
(Baca Juga: Daftar 5 Klub Pencetak Gol Terbanyak Liga Indonesia Sepanjang Masa, Termasuk Persib dan Persija)
Kendati duet Ezechiel-Bauman belum dipatenkan, setidaknya demikian menurut asisten pelatih Herrie Setyawan, perubahan tersebut seperti menegaskan tren kian diliriknya pola dua striker oleh kontestan Liga 1.
Selama beberapa tahun ke belakang, klub-klub Indonesia lebih familiar dengan formasi 4-3-3 di mana posisi penyerang tengah biasanya dihuni pilar impor.
Selain karena minimnya penyerang lokal berkualitas, kecenderungan ini tak lain karena menumpuknya pesepak bola Indonesia yang bisa berlari cepat.
Sadis! Begini Sindiran Pep Guardiola kepada Petugas Keamanan atas Insiden Penyerangan Bus Manchester City https://t.co/1Qyo9mRSiB
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 5, 2018
Oleh pelatih, kelebihan ini biasanya dimaksimalkan dengan menerapkan skema penyerang sayap.
Bahkan oleh Danurwindo, Direktur Teknik PSSI, 4-3-3 disebut sebagai skema yang paling Indonesia. Adapun formasi 4-3-3 itu terkadang dimodifikasi menjadi 4-2-3-1.
Walau begitu, sejumlah klub nyatanya tetap nyaman mengusung pola berbeda.
(Baca Juga: Persib Tak Kunjung Paham Cara Maksimalkan Febri Hariyadi)
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, misalnya, pede menyebut timnya mengusung pola 4-4-2 diamond di Liga 1 musim lalu kendati The Guardians juga kerap tampil dengan 1 penyerang tengah di awal laga.
Pola dua striker itu yang dipertahankan pada musim ini.
Saat menghadapi Persija di laga kick-off Liga 1 2018, Mcmenemy memercayai lini depan kepada Nikola Komazec dan Vendry Mofu.
Pada laga berikut melawan PSMS Medan, giliran Komazec diduetkan dengan penyerang gaek Herman Dzumafo Epandi.
Adapun klub lain yang memakai dua striker ialah Borneo FC.
Sebagaimana data yang didapat BolaSport.com dari Labbola, pada laga pertamanya kontra Sriwijaya saat masih ditukangi oleh Iwan Setiawan, Pesut Etam tampil dengan formasi 4-2-3-1 di mana Lerby Eliandry diserahi tugas sebagai bomber tunggal.
Begitu posisi Iwan digantikan oleh Dejan Antonic, Borneo FC bermain dengan duet Lerby-Titus Bonai di lini depan kontra Mitra Kukar.
(Baca Juga: Evan Dimas Akan Hadapi Achmad Jufriyanto di Perempat Final Piala FA, Pelatih Kuala Lumpur FA Was-was)
Borneo sebenarnya familiar dengan formasi 4-4-2 karena memang sering dipakai saat masih ditukangi oleh Dragan Djukanovic pada ISC 2016 dan 14 pertandingan Liga 1 2017.
Hanya, belakangan Lerby kerap dijadikan striker tunggal dengan dukungan Shane Smeltz atau pemain lain di belakangnya.