Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada musim lalu, Liga 1 memperbolehkan klub mengontrak empat pemain asing dengan satu di antaranya berstatus sebagai marquee player.
Marquee player adalah pemain yang dalam delapan tahun terakhir pernah bermain di kompetisi utama Eropa, seperti Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A, Eredivisie, Ligue 1, Liga Super Turki, serta Liga Portugal (Primeira).
Selain itu, status marquee player juga bisa didapat apabila ada pemain yang pernah berlaga pada tiga putaran Piala Dunia terakhir.
Kendati aturan marquee player sudah tidak diterapkan lagi, beberapa klub Liga 1 2018 seperti ketagihan merekrut pemain dengan rekam jejak mentereng di liga-liga top Eropa.
Misalnya saja Borneo FC, yang merekrut eks pilar Girondins Bordeaux, Julien Faubert, atau Mitra Kukar, yang melabuhkan eks gelandang Newcastle United, Danny Guthrie.
Bila mengacu pada aturan musim lalu, BolaSport.com mencatat setidaknya ada 16 pemain dengan status marquee player.
Menariknya, enam di antaranya merupakan pendatang baru di musim ini dan dua pemain merupakan pemain timnas Indonesia.
Sisanya adalah pemain yang sudah ber-status marquee player pada musim lalu.
Tercatat, PSM Makassar dan Barito Putera merupakan tim yang mempunyai lebih dari satu marquee player.
Berikut para pemain dengan status marquee player di Liga 1 musim 2018:
1. Paulo Sérgio Moreira Gonçalves (Portugal/ Bhayangkara FC)
Sebagai marquee player, Paulo Sergio membuktikan kelasnya dengan meraih gelar Pemain Terbaik Liga 1 musim lalu.
Torehannya tersebut membuat Bhayangkara FC tak ragu menggunakan jasanya lagi pada musim ini.
Status marquee player didapat Paulo lantaran eks pemain tersubur Piala Eropa U-19 2003 ini pernah membela Olhanense pada 2009-2011, Vitoria Guimaraes pada 2011-2012, dan Arouca pada 2013-2014 di kompetisi kasta tertinggi Portugal, Primeira Liga.
2. Nick van der Velden (Belanda/ Bali United)
Tampil apik di musim lalu setelah berhasil membawa Bali United meraih tiket Piala AFC 2018, kontrak Nick van der Velden kembali diperpanjang Bali United.
Pada musim 2017, Nick datang dengan status marquee player lantaran ia pernah bermain di kompetisi top Belanda, Erdivisie dari 2008 hingga 2016 bersama AZ Alkmaar, NEC Nijmegen, FC Groningen, dan Willem II.
Prestasi Nick saat di Eredivisie adalah gelar juara Eredivisie musim 2008-2009 yang ia raih saat memperkuat AZ Alkmaar.
3. Douglas Ricardo Packer (Brasil/ Barito Putera)
Douglas Packer pernah terdaftar sebagai pemain Juventus pada musim 2005 hingga 2007.
Kendati demikian status marquee player-nya pada musim lalu didapat bukan lantaran ia pernah membela Si Nyonya Tua.
Status tersebut ia dapatkan lantaran pernah bermain di Serie A bersama AC Siena pada musim 2005-2009.
Seyogianya bila aturan marquee player masih diterapkan musim ini, Douglas tak bisa didaftarkan sebagai marquee player karena dalam kurun waktu delapan tahun terakhir yakni 2010 hingga 2018, ia tak memperkuat klub di liga top Eropa.
Beruntung Douglas masuk pada musim lalu sehingga pada saat itu masih bisa dihitung sebagai marquee player.
4.Juan Pablo Pino (Kolombia/ Barito Putera)
Juan Pino merupakan satu-satunya marquee player musim lalu yang pernah membela dua klub Indonesia berbeda.
Sebelum membela Barito Putera pada musim ini, sebelumnya Pino bermain untuk Arema pada Liga 1 2017.
Status rekan se-tim Radamel Falcao di timnas Kolombia ini didapat lantaran ia pernah bermain di liga-liga top Eropa seperti Ligue 1 (Liga Prancis) dan Super Lig (Liga Turki).
Di Ligue 1, Pino pernah membela AS Monaco pada 2007 hingga 2010 dan Bastia pada musim 2014-2015.
Lalu untuk Super Lig, ia pernah membela Galatasaray pada musim 2010-2011.
5.Willem Jan Pluim (Belanda/ PSM Makassar)
Willem Jan Pluim atau Wiljan Pluin datang ke Indonesia sebelum aturan marquee player diterapkan, tepatnya pada putaran kedua Indonesia Soccer Championship A 2016.
Ketika aturan marquee player diterapkan pada Liga 1 2017, PSM tak usah pusing lagi mencari pemain lain lantaran Pluim sempat bermain di Eredivisie bersama Willem II pada musim 2014-2015.
Selain Willem II, Pluim juga pernah membela Vitesse Arnhem pada 2008-2011, Roda JC pada 2011-2012, PEC Zwolle pada 2012-2013, dan Roda JC pada 2013-2014.
6.Steven Paulle (Prancis/ PSM Makassar)
Memasuki musim 2017, PSM merekrut Steven Paulle.
Saat itu PSM meresmikan Paulle sebelum PT LIB menerapkan aturan marquee player.
Ketika PT LIB menerapkan marquee player, secara tak langsung PSM sudah memiliki pemain yang memenuhi syarat sebagai marquee player yakni Wiljan Pluim dan Steven Paulle.
Sebelum gabung PSM, Paulle memperkuat klub Liga Prancis, Dijon.
Bersama Dijon, Paulle bermain sejak 2010 hingga 2017.
Pada musim 2011-2012, Paulle sempat mencicipi kompetisi elit Prancis, Ligue 1.
7.Bruce José Djité (Australia-Amerika Serikat/PSM Makassar)
Di musim lalu ada Anmar Al-Mubaraki sebagai pemain berpaspor negara Asia atau anggota AFC dengan status marquee player.
Musim ini, Bruce Djite merupakan pemain berpaspor negara anggota AFC yang statusnya bisa disetarakan dengan marquee player.
Tercatat, Djite pernah bermain di Super Lig bersama Gençlerbirliği pada 2008-2009 dan Diyarbakırspor pada 2010.
8.Ezechiel Aliadjim N’Douassel (Chad/ Persib Bandung)
Ezechiel NDouassel datang ke Persib pada putaran kedua musim lalu menggantikan pemain yang juga dengan status marquee player, Carlton Cole.
Status Ezechiel bisa disetarakan dengan marquee player lantaran kapten tim nasional Chad ini pernah bermain di Super Lig bersama Konyaspor pada musim 2013-2014.
Saat itu, Ezechiel dipinjam dari klib kasta tertinggi Liga Rusia, Terek Grozny.
9.Jaimerson da Silva Xavier (Brasil/ Persija Jakarta)
Pada 2018 merupakan musim perdana bagi Jaimerson di Liga 1. Sebelumnya, ia memperkuat Santa Cruz di kompetisi Serie B Liga Brasil.
Status Jaime bisa dianggap marquee player bila aturan tersebut masih diberlakukan.
Sebab, sang pemain pernah beredar di Primeira Liga atau Liga Portugal pada msim 2013-2014, kendati ia hanya jadi penghangat bangku cadangan.
10.Reinaldo Rodrigues de Oliveira Lobo (Brasil/ PSMS Medan)
Musim ini merupakan tahun kedua Lobo berkarier pada Liga Indonesia.
Pada 2014, Lobo jadi bagian Mitra Kukar sebelum akhirnya pindah ke Malaysia dan gabung Penang FA pada 2015.
Status Lobo bisa dianggap marquee player seumpamanya aturan tersebut masih diberlakukan.
Sebab, ia pernah bermain di Primeira Liga pada musim 2011-2012 bersama Paços de Ferreira meski selalu jadi pemanis bangku cadangan.
11.Loris Arnaud (Prancis-Martinique/ Persela Lamongan)
Bomber anyar Persela kelahiran Paris, Loris Arnaud merupakan produk dari tim tajir asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Bersama PSG, Loris memulai karier senior pada 2007 hingga musim 2012.
Selama di PSG, Loris sempat beberapa kali dipinjamkan ke klub Ligue 2 yakni Clermont pada 2009-2010 dan Angers pada 2010-2011.
Hal tersebut terjadi lantaran Arnaud tak bisa bersaing dengan bomber utama PSG saat itu seperti Nene, Peguy Luyindula, dan Mateja Kezman.
12.Mahamadou Bamba N’Diaye (Mali-Senegal/ Sriwijaya FC)
Sebelum berlabuh di Sriwijaya FC (SFC), karier NDiaye dihabiskan di Prancis dan Portugal.
Di Prancis, NDiaye sempat mencicipi Ligue 1 pada musim 2015-2016 bersama Troyes.
Saat di Portugal, NDiaye sempat mentas di Primeira Liga dari 2010 hingga 2013 bersama Vitoria Guimaraes.
13.Danny Sean Guthrie (Inggris/ Mitra Kukar)
Guthrie merupakan jebolan dari dua akademi bergengsi di dunia yakni Manchester United dan Liverpool.
Karier senior Guthrie dimulai pada musim 2005-2006 bersama Liverpool.
Sebelum membela Mitra Kukar, karier Guthrie dihabiskan di Inggris.
Selama 13 musim di Inggris, tercatat Guthrie sempat mentas di Premier League sebanyak tujuh musim.
Dia membela Liverpool pada 2005-2007, Bolton Wanderes (2007-2008), Newcastle United pada 2008-2009 dan 2010-2012, serta terakhir bersama Reading (2012-2013).
14.Julien Faubert (Prancis-Martinique/ Borneo FC)
Dari semua pemain di Liga 1 musim 2018, tampaknya Faubert yang punya profil mentereng.
Bagaimana tidak? Ia pernah memperkuat klub terbaik di abad ke-20 yakni Real Madrid pada musim 2009.
Awal karier senior Faubert dimulai dengan memperkuat klub Ligue 1 yakni Girondins Bordeaux pada 2005-2007.
Setelah itu, ia pindah ke Premier League dengan memperkuat West Ham pada 2007 sampai akhirnya dipinjamkan ke Real Madrid pada 2009.
Setelah itu, ia pun balik ke West Ham dan bermain hingga musim 2011-2012.
Pada musim 2012-2013, ia bermain di Super Lig bersama Elazigspor sebelum akhirnya kembali ke Bordeaux pada putaran kedua musim itu.
15.Gregory Junior Nwokolo (Indonesia-Nigeria/ Madura United)
Gregory Junior Nwokolo atau yang dikenal dengan Greg Nwokolo bisa disejajarkan dengan marquee player.
Sebab pada 2010, Greg tercatat pernah berlaga di Primeira Liga bersama SC Olhanense
16.Stefano Janite Lilipaly (Indonesia-Belanda/ Bali United)
Stefano Lilipaly layak disetarakan dengan marquee player lantaran pemain berdarah Maluku ini pernah bermain di Eredivisie pada musim 2011-2012 bersama FC Utrecht.