Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liga 1 2018 Masih Ramai Marquee Player

By Alvino Hanafi - Sabtu, 5 Mei 2018 | 17:18 WIB
Jaimerson (Persija) dan Ezechiel N'Douassel (Persib) punya rekam jejak mentereng di kompetisi top Eropa (instagram @persib_official & @persijajkt)

Pada musim lalu, Liga 1 memperbolehkan klub mengontrak empat pemain asing dengan satu di antaranya berstatus sebagai marquee player

Marquee player adalah pemain yang dalam delapan tahun terakhir pernah bermain di kompetisi utama Eropa, seperti Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A, Eredivisie, Ligue 1, Liga Super Turki, serta Liga Portugal (Primeira).

Selain itu, status marquee player juga bisa didapat apabila ada pemain yang pernah berlaga pada tiga putaran Piala Dunia terakhir.

Kendati aturan marquee player sudah tidak diterapkan lagi, beberapa klub Liga 1 2018 seperti ketagihan merekrut pemain dengan rekam jejak mentereng di liga-liga top Eropa.

Misalnya saja Borneo FC, yang merekrut eks pilar Girondins Bordeaux, Julien Faubert, atau Mitra Kukar, yang melabuhkan eks gelandang Newcastle United, Danny Guthrie.

Bila mengacu pada aturan musim lalu, BolaSport.com mencatat setidaknya ada 16 pemain dengan status marquee player.

Menariknya, enam di antaranya merupakan pendatang baru di musim ini dan dua pemain merupakan pemain timnas Indonesia.

Sisanya adalah pemain yang sudah ber-status marquee player pada musim lalu.

Tercatat, PSM Makassar dan Barito Putera merupakan tim yang mempunyai lebih dari satu marquee player.

Berikut para pemain dengan status marquee player di Liga 1 musim 2018:

1. Paulo Sérgio Moreira Gonçalves (Portugal/ Bhayangkara FC)


Gelandang Bhayangkara FC, Paulo Sergio saat memperkuat Arouca di Primeira Liga, Portugal pada musim 2013-2014.(dok. record.pt)

Sebagai marquee player, Paulo Sergio membuktikan kelasnya dengan meraih gelar Pemain Terbaik Liga 1 musim lalu.

Torehannya tersebut membuat Bhayangkara FC tak ragu menggunakan jasanya lagi pada musim ini. 

Status marquee player didapat Paulo lantaran eks pemain tersubur Piala Eropa U-19 2003 ini pernah membela Olhanense pada 2009-2011, Vitoria Guimaraes pada 2011-2012, dan Arouca pada 2013-2014 di kompetisi kasta tertinggi Portugal, Primeira Liga.

2. Nick van der Velden (Belanda/ Bali United)


Pemain Bali United, Nick van der Velden saat memperkuat Willem II di Eredivisie musim 2015-2016.(dok. nos.nl)

Tampil apik di musim lalu setelah berhasil membawa Bali United meraih tiket Piala AFC 2018, kontrak Nick van der Velden kembali diperpanjang Bali United.

Pada musim 2017, Nick datang dengan status marquee player lantaran ia pernah bermain di kompetisi top Belanda, Erdivisie dari 2008 hingga 2016 bersama AZ Alkmaar, NEC Nijmegen, FC Groningen, dan Willem II.

Prestasi Nick saat di Eredivisie adalah gelar juara Eredivisie musim 2008-2009 yang ia raih saat memperkuat AZ Alkmaar.

3. Douglas Ricardo Packer (Brasil/ Barito Putera)


Gelandang Barito Putera saat memperkuat Siena di Serie A (dok. rai.it)

Douglas Packer pernah terdaftar sebagai pemain Juventus pada musim 2005 hingga 2007.

Kendati demikian status marquee player-nya pada musim lalu didapat bukan lantaran ia pernah membela Si Nyonya Tua.

Status tersebut ia dapatkan lantaran pernah bermain di Serie A bersama AC Siena pada musim 2005-2009.

Seyogianya bila aturan marquee player masih diterapkan musim ini, Douglas tak bisa didaftarkan sebagai marquee player karena dalam kurun waktu delapan tahun terakhir yakni 2010 hingga 2018, ia tak memperkuat klub di liga top Eropa.

Beruntung Douglas masuk pada musim lalu sehingga pada saat itu masih bisa dihitung sebagai marquee player.

4.Juan Pablo Pino (Kolombia/ Barito Putera)


Pemain Barito Putera, Juan Pablo Pino saat memperkuat AS Monaco di Ligue 1. (whoateallthepies.tv)

Juan Pino merupakan satu-satunya marquee player musim lalu yang pernah membela dua klub Indonesia berbeda.

Sebelum membela Barito Putera pada musim ini, sebelumnya Pino bermain untuk Arema pada Liga 1 2017.

Status rekan se-tim Radamel Falcao di timnas Kolombia ini didapat lantaran ia pernah bermain di liga-liga top Eropa seperti Ligue 1 (Liga Prancis) dan Super Lig (Liga Turki).

Di Ligue 1, Pino pernah membela AS Monaco pada 2007 hingga 2010 dan Bastia pada musim 2014-2015.

Lalu untuk Super Lig, ia pernah membela Galatasaray pada musim 2010-2011.

5.Willem Jan Pluim (Belanda/ PSM Makassar)


Gelandang serang Wiljan Pluim saat masih membela klub Eredivisie, Willem II pada 2015. ( Alchetron.com )

Willem Jan Pluim atau Wiljan Pluin datang ke Indonesia sebelum aturan marquee player diterapkan, tepatnya pada putaran kedua Indonesia Soccer Championship A 2016.

Ketika aturan marquee player diterapkan pada Liga 1 2017, PSM tak usah pusing lagi mencari pemain lain lantaran Pluim sempat bermain di Eredivisie bersama Willem II pada musim 2014-2015.

Selain Willem II, Pluim juga pernah membela Vitesse Arnhem pada 2008-2011, Roda JC pada 2011-2012, PEC Zwolle pada 2012-2013, dan Roda JC pada 2013-2014.

6.Steven Paulle (Prancis/ PSM Makassar)


Bek PSM Makassar, Steven Paulle (merah) saat mengawal eks striker Saint-Ettiene, Peirre Aubameyang.(uefa.com)

Memasuki musim 2017, PSM merekrut Steven Paulle.

Saat itu PSM meresmikan Paulle sebelum PT LIB menerapkan aturan marquee player.

Ketika PT LIB menerapkan marquee player, secara tak langsung PSM sudah memiliki pemain yang memenuhi syarat sebagai marquee player yakni Wiljan Pluim dan Steven Paulle.

Sebelum gabung PSM, Paulle memperkuat klub Liga Prancis, Dijon.

Bersama Dijon, Paulle bermain sejak 2010 hingga 2017.

Pada musim 2011-2012, Paulle sempat mencicipi kompetisi elit Prancis, Ligue 1.

7.Bruce José Djité (Australia-Amerika Serikat/PSM Makassar)


Striker PSM Makassar berdarah Australia-Amerika Serikat, Bruce Djite (paling kiri) saat diperkenalkan sebagai pemain klub Super Lig, Diyarbakırspor.(dok. ntv spor)

Di musim lalu ada Anmar Al-Mubaraki sebagai pemain berpaspor negara Asia atau anggota AFC dengan status marquee player.

Musim ini, Bruce Djite merupakan pemain berpaspor negara anggota AFC yang statusnya bisa disetarakan dengan marquee player.

Tercatat, Djite pernah bermain di Super Lig bersama Gençlerbirliği pada 2008-2009 dan Diyarbakırspor pada 2010.

8.Ezechiel Aliadjim N’Douassel (Chad/ Persib Bandung)


Bomber Persib Bandung asal Chad, Ezechiel N'Douassel saat membela Konyaspor di Super Lig, Turki pada 2014.(fr.wikipedia.org)

Ezechiel NDouassel datang ke Persib pada putaran kedua musim lalu menggantikan pemain yang juga dengan status marquee player, Carlton Cole.

Status Ezechiel bisa disetarakan dengan marquee player lantaran kapten tim nasional Chad ini pernah bermain di Super Lig bersama Konyaspor pada musim 2013-2014.

Saat itu, Ezechiel dipinjam dari klib kasta tertinggi Liga Rusia, Terek Grozny.

9.Jaimerson da Silva Xavier (Brasil/ Persija Jakarta)


Calon marquee player Persija, Jaimerson da Silva Xavier ( Istimewa )

Pada 2018 merupakan musim perdana bagi Jaimerson di Liga 1. Sebelumnya, ia memperkuat Santa Cruz di kompetisi Serie B Liga Brasil.

Status Jaime bisa dianggap marquee player bila aturan tersebut masih diberlakukan.

Sebab, sang pemain pernah beredar di Primeira Liga atau Liga Portugal pada msim 2013-2014, kendati ia hanya jadi penghangat bangku cadangan.

10.Reinaldo Rodrigues de Oliveira Lobo (Brasil/ PSMS Medan)


Bek asal Brasil, Reinaldo Lobo saat berseragam klub Liga Malaysia, Penang FA pada musim 2017. ( SportsMalaysia )

Musim ini merupakan tahun kedua Lobo berkarier pada Liga Indonesia.

Pada 2014, Lobo jadi bagian Mitra Kukar sebelum akhirnya pindah ke Malaysia dan gabung Penang FA pada 2015.

Status Lobo bisa dianggap marquee player seumpamanya aturan tersebut masih diberlakukan.

Sebab, ia pernah bermain di Primeira Liga pada musim 2011-2012 bersama Paços de Ferreira meski selalu jadi pemanis bangku cadangan.

11.Loris Arnaud (Prancis-Martinique/ Persela Lamongan)


Loris Arnaud saat masih di Paris Saint-Germain.(Wikipedia)

Bomber anyar Persela kelahiran Paris, Loris Arnaud merupakan produk dari tim tajir asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Bersama PSG, Loris memulai karier senior pada 2007 hingga musim 2012.

Selama di PSG, Loris sempat beberapa kali dipinjamkan ke klub Ligue 2 yakni Clermont pada 2009-2010 dan Angers pada 2010-2011.

Hal tersebut terjadi lantaran Arnaud tak bisa bersaing dengan bomber utama PSG saat itu seperti Nene, Peguy Luyindula, dan Mateja Kezman.

12.Mahamadou Bamba N’Diaye (Mali-Senegal/ Sriwijaya FC)


Mahamadou N'Diaye(MadeInFOOT.com)

Sebelum berlabuh di Sriwijaya FC (SFC), karier NDiaye dihabiskan di Prancis dan Portugal.

Di Prancis, NDiaye sempat mencicipi Ligue 1 pada musim 2015-2016 bersama Troyes.

Saat di Portugal, NDiaye sempat mentas di Primeira Liga dari 2010 hingga 2013 bersama Vitoria Guimaraes.

13.Danny Sean Guthrie (Inggris/ Mitra Kukar)


Danny Guthrie saat berseragam Liverpool FC. ( instagram/@bigguth20 )

Guthrie merupakan jebolan dari dua akademi bergengsi di dunia yakni Manchester United dan Liverpool.

Karier senior Guthrie dimulai pada musim 2005-2006 bersama Liverpool.

Sebelum membela Mitra Kukar, karier Guthrie dihabiskan di Inggris.

Selama 13 musim di Inggris, tercatat Guthrie sempat mentas di Premier League sebanyak tujuh musim.

Dia membela Liverpool pada 2005-2007, Bolton Wanderes (2007-2008), Newcastle United pada 2008-2009 dan 2010-2012, serta terakhir bersama Reading (2012-2013).

14.Julien Faubert (Prancis-Martinique/ Borneo FC)


Mantan pemain Real Madrid, Julien Faubert, merapat ke Borneo FC ( Istimewa )

Dari semua pemain di Liga 1 musim 2018, tampaknya Faubert yang punya profil mentereng.

Bagaimana tidak? Ia pernah memperkuat klub terbaik di abad ke-20 yakni Real Madrid pada musim 2009.

Awal karier senior Faubert dimulai dengan memperkuat klub Ligue 1 yakni Girondins Bordeaux pada 2005-2007.

Setelah itu, ia pindah ke Premier League dengan memperkuat West Ham pada 2007 sampai akhirnya dipinjamkan ke Real Madrid pada 2009.

Setelah itu, ia pun balik ke West Ham dan bermain hingga musim 2011-2012.

Pada musim 2012-2013, ia bermain di Super Lig bersama Elazigspor sebelum akhirnya kembali ke Bordeaux pada putaran kedua musim itu.

15.Gregory Junior Nwokolo (Indonesia-Nigeria/ Madura United)


Eks striker tim nasional Indonesia, Greg Nwokolo. ( DOK BOLA )

Gregory Junior Nwokolo atau yang dikenal dengan Greg Nwokolo bisa disejajarkan dengan marquee player.

Sebab pada 2010, Greg tercatat pernah berlaga di Primeira Liga bersama SC Olhanense

16.Stefano Janite Lilipaly (Indonesia-Belanda/ Bali United)


Gelandang timnas Indonesia, Stefano Lilipaly, coba merebut bola dari Thailand pada partai pertama Grup A Piala AFF 2016 di Philippine Sports 2016. ( KUKUH WAHYUDI/JUARA/BOLA )

Stefano Lilipaly layak disetarakan dengan marquee player lantaran pemain berdarah Maluku ini pernah bermain di Eredivisie pada musim 2011-2012 bersama FC Utrecht.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P