Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saya masih makan gorengan atau minum es. Tetapi, kalau tenggorakan sudah terasa tidak enak, saya banyak minum jahe. Kebetulan di dekat studio saya bertugas selalu ada yang menjual minuman jahe. Jadi, kalau sudah parah, bisa minum empat gelas saat siaran," tuturnya.
Valentino Simanjuntak memang terkenal memiliki totalitas dalam pekerjaannya.
(Baca juga: Berita Timnas U-19 Indonesia - Harga Tiket dan Jadwal Turnamen Segitiga di Stadion Pakansari)
Terlebih, menjadi presenter olahraga merupakan impiannya waktu kecil.
Dia menceritakan kerap mengomentari dirinya ketika sedang bermain bola dengan menggunakan bola tenis meja.
Dia berkomentar ala idolanya, Ronny Pangemanan.
"Latar belakang saya adalah pengacara. Sekitar dua tahun bekerja di kantor pengacara. Kemudian ditawari teman menjalani tes menjadi presenter olahraga dan saya bekerja di tempat itu pada 2006 hingga 2010," kenang Valen.
Mulai 2010, Valen kemudian manggung di televisi nasional.
Lalu, namanya mulai dikenal publik saat memandu Piala AFF U-19 yang ditayangkan di stasiun televisi swasta pada 2013.
"Saya diminta menjadi komentator yang berbeda dan disuruh mencari jargon. Saat itu, saya siapkan beberapa jargon, tapi tidak naik atau viral. Saya sebenarnya sudah siapkan kata 'Jebreet', tetapi secara spontan karena saya belum menanyakan kata itu boleh dipakai atau tidak. Akhirnya ramai malah diminta untuk menggunakan kata itu setiap kali pemain menendang bola," jelas Valentino Simanjuntak.