Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Teco: Persija Harus Rela 'Berdarah-darah' Jika Ingin Pulang dengan Senyuman

By Irfa Ulwan - Sabtu, 1 Desember 2018 | 18:56 WIB
Pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra alias Teco dalam jumpa pers jelang laga kontra Persija Jakarta di ruang media Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (19/11/2018). (Media Persija Jakarta)

Hal itulah yang menjadi kekhawatiran Teco jelang pertandingan esok malam.

(Baca juga: Robert Rene Tergelitik dengan Keunikan Sepak Bola Indonesia)

“Kami sudah lihat beberapa pertandingan Bali United pada musim ini. Bali memiliki beberapa pemain bagus,” tuturnya menambahkan.

Pertandingan ini sendiri dapat menjadi kunci di peta persaingan juara Liga 1 2018 yang tengah diperebutkan oleh Persija dan PSM Makassar.

Andai Persija kalah dari Bali United, sementara pada kesempatan lain PSM Makassar menang atas Bhayangkara FC, maka trofi kompetisi kasta tertinggi di Indonesia ini dipastikan menjadi milik Juku Eja.

Pun sebaliknya, Macan Kemayoran yang saat ini tertinggal satu angka dari PSM bisa saja merebut posisi puncak klasemen dari klub besutan Robert Rene Alberts tersebut.

(Baca juga: PSM Tak Ingin Pedulikan Hasil Persija Jakarta)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P