Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PSM Makassar Hadapi Laga Krusial Liga 1 2018 Kontra Bhayangkara FC, Eks Bek Persija Siap Jadi Striker

By Estu Santoso - Minggu, 2 Desember 2018 | 00:18 WIB
Bek PSM Makassar, Hasyim Kipuw saat masih membela Bali United. (@BALIUTD/TWITTER)

Sebagai contoh, pekan lalu Hasyim Kipuw dimainkan sebagai bek kiri.

Padahal, posisi paling sering ia tempati adalah pemain bertahan untuk bek kanan.

(Baca juga: Jawara Liga Champions Asia 2018 Terancam Kehilangan Bek Terbaik Mereka)

Coach Robert (Rene Alberts) bilang, kamu pernah main di timnas Indonesia sebagai bek kiri. Saya bilang ya, dan saya bisa,” tutur Hasyim.

”Makanya, saya dimainkan di kiri waktu lawan Bali United,” kata pemain kelahiran Maluku, 8 Mei 1988 tersebut.

(Baca juga: Tahan Malaysia di Bukit Jalil, Kans Timnas Thailand ke Final Piala AFF 2018 pun Besar)

Sebelumnya, seusai mengalahkan Bali United dengan skor 4-0, Robert Alberts memberi pujian atas kinerja Hasyim Kipuw.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P