Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Neymar, Unai Emery, dan Ezechiel N Douassel dalam Kolam Ikan yang Sesak

By Beri Bagja - Kamis, 10 Agustus 2017 | 19:13 WIB
Neymar ketika diperkenalkan sebagai pemain baru Paris Saint-Germain (PSG), Jumat (4/8/2017). (LIONEL BONAVENTURE/AFP)

MAU dibilang mata duitan, tak tahu rasa terima kasih, atau haus popularitas, toh Neymar jadi juga meninggalkan FC Barcelona

Patut dinantikan adalah kehadiran pemain termahal di dunia ini justru bisa mengancam pelatih Paris Saint-Germain, Unai Emery.

Berbagai artikel komparasi soal bisa diapakan saja nilai transfer Neymar sebesar 222 juta euro itu sudah ramai beredar.

Pun perihal pendapatan dia yang lebih heboh dibandingkan atlet-atlet lain.

Prospek PSG, apalagi di lini depan, terlihat lebih cerah berkat kedatangannya.

Namun, Unai Emery secara tak langsung mengakui transfer N10 bak dua sisi mata uang. Sangat berfaedah, tapi bisa pula merugikan.

"Dia pemain yang akan menolong klub ke level lebih tinggi. Tekanan ini menyenangkan," ucap Emery, dikutip dari Dailymail.

(Baca Juga: 6 Penyerang Manchester United yang Langsung Bikin Gol dalam Laga Debut, Nomor 4 Paling Keren!)

Mungkin zaman sekarang tak ada klub yang ogah menolak kehadiran penyerang top Brasil itu.

Masalah yang indah bagi Emery karena kolam pemainnya sudah sesak dengan ikan-ikan yang mahal.

Ngomong-ngomong soal kolam dan ikan ini, ada sebuah model perilaku yang digagas psikolog kondang, Herbert W. Marsh pada 1984. Namanya big fish little pond effect (BFLPE). 

Lebih lanjut, penulis sekaligus jurnalis kondang Kanada, Malcolm Gladwell, memaparkan teori itu dalam bukunya, David and Goliath: Underdogs, Misfits, and the Art of Battling Giants.

Intinya, Gladwell menyarankan orang agar memilih menjadi ikan besar dalam kolam kecil, ketimbang ikan kecil di kolam yang besar.

Maksudnya, seseorang akan lebih baik menjadi bagian sebuah organisasi yang kecil, tetapi di mana mereka punya peluang besar untuk bersinar dan menonjol dari yang lain.

Sementara jika menjadi ikan di kolam besar, berarti Anda punya banyak sekali pesaing untuk berbarengan menonjol di area yang sama.

Peluang berprestasi pun semakin terbatas. Anggaplah Barcelona kolam besar penuh prestise bagi Neymar.

Sebagai "ikan" yang mau berkembang, dia harus bersaing ketat dengan ikan-ikan lain yang sudah tumbuh lebih lama.

Sebut saja ikan-ikan besar itu Lionel Messi atau Luis Suarez.

Demi mengejar status sebagai bintang utama, menjadi realistis kalau Neymar akhirnya memilih kolam yang lain, yakni PSG.

Di sana, striker berusia 25 tahun itu punya kans lebih besar untuk menjadi pemimpin utama karena PSG sedang berupaya memperlebar diri menjadi kolam sebesar Barcelona kelihatannya.

Masalahnya, bagi Emery kolam kecil itu kini tampak semakin sesak dengan beban berat mendatangkan ikan termahal di dunia bernilai Rp 3,4 triliun.

Tantangan besar baginya lantaran Emery belum pernah mengelola kolam sebesar itu.

Maaf saja buat Emery, meski sukses mengukir hat-trick gelar Liga Europa di Sevilla, pelatih yang nama belakangnya sama dengan nama grup musik cadas asal AS itu belum bisa dikategorikan pelatih kelas wahid.

Hal itu jika dikomparasikan dengan figur sekaliber Jose Mourinho, Pep Guardiola, atau pendahulunya di PSG, Carlo Ancelotti, dan pelatih muda yang terus menanjak kini, Zinedine Zidane.

Musim lalu Emery bahkan gagal membawa PSG juara Liga Prancis, rontok di 16 besar Liga Champions, tapi (untungnya) kebagian treble mini domestik.

Apakah siapa pun pelatihnya bakal mampu berprestasi dengan bekal materi seperti Neymar cs? Eit, belum tentu.

Lihat Barca musim 2013-2014 bareng Tata Martino - yang notabene musim perdana Neymar di Blaugrana.

Diwarisi skuat berjubel prestasi dari Guardiola dan Tito Vilanova, Martino cuma menyumbang trofi Piala Super Spanyol, finis runner-up di liga, dan rontok di perempat final Liga Champions.

Garis merah lebih jauh bisa ditarik ke masa belasan tahun silam kala Inter Milan berniat membangun tim super, tapi malah wanprestasi.

Padahal, Inter 1999-2000 dipoles pelatih sekaliber Marcello Lippi bermodal gelar seabrek, termasuk Liga Champions, di tahun-tahun sebelumnya.

Dua bomber terbaik dan termahal di dunia pada masa itu, Ronaldo dan Christian Vieri, mereka miliki.

Plus Roberto Baggio, Ivan Zamorano, Alvaro Recoba, dan Hakan Sukur-Robbie Keane yang menyusul, siapa lawan yang tak jeri dengan materi super itu?

Tapi, sementereng apa pun materi lini depan (terlepas gangguan cedera Ronaldo dan Vieri) tak seimbang jika sektor belakang diisi pemain sekelas Sebastian Frey - saat itu baru 20 tahun, Fabio Macellari, Cyril Domoraud, atau Vratislav Gresko.

Kiprah 50 partai Lippi di Inter pun cuma berbekas pencapaian 4 besar Serie A dan runner-up Coppa Italia 1999-2000.

(Baca Juga: Harga Gila Transfer Kylian Mbappe, dari 35, 50, 100, 155, sampai...200 Juta Euro!)

Lippi dipecat pada awal 2000-2001 seusai Inter disingkirkan klub semenjana, Helsingborg, di kualifikasi LC dan ditekuk Lazio di Piala Super Italia.

Penggantinya di musim kegelapan itu, Marco Tardelli, juga medioker saja.

Apakah Emery juga bakal dihantui kegagalan Lippi atau Martino?

Bukan maksud memojokkan dia untuk gagal di PSG, tapi waspada kan perlu juga.

Untung bagi Paris, mereka punya modal bek tangguh seperti Thiago Silva, Dani Alves, atau Marquinhos.

Mungkin tinggal kiper kelas top dan gelandang bertahan cap juara saja yang perlu didatangkan buat mengimbangi sangarnya lini depan.

Bicara soal teori kolam, Persib Bandung juga mendatangkan ikan baru yang jauh-jauh diimpor dari Chad, Ezechiel Aliadjim N'Douassel.

Di Indonesia, Persib seperti kolam ikan mewah dengan jenis-jenisnya yang mahal.


Pemain anyar Persib Bandung, Ezechiel N'Douassel , mengikuti latihan tim di Lapangan Lodaya, Bandung, pada Kamis (10/8/2017) pagi sebelum bertolak ke Malang untuk menghadapi Arema FC pada laga tandang Liga 1 2017.(FIFI NOFITA/BOLASPORT.COM)
 

Karena besarnya tekanan di kolam itu, satu ikan sudah tersingkir lantaran gagal perform dalam seleksi alam, Carlton Cole.

Sang pengelola kolam yang lama juga sudah pergi, Djadjang Nurdjaman.

Tinggal menyimak bakal seperti apa N'Douassel nanti, jadi ikan yang besar atau kecil saja?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P