Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah banyak pemain “kurang beruntung”, tak adil kalau kita tidak berbicara pemain yang beruntung, bahkan mungkin sangat beruntung: Francesco Totti.
Dia merupakan Pangeran Roma.
Dia adalah pemain yang menjadi fan AS Roma sejak kecil, menjadi bagian dari Roma selama 28 tahun, menjadi kapten, dan bahkan kini menjadi legenda.
Walaupun mungkin prestasinya di sana tidak sehebat pemain–pemain “tidak beruntung” di atas, tapi dia tetap bahagia membela AS Roma dan tidak pernah menyesal.
Sampai pada saatnya dia pensiun dan membuat surat yang mengharukan untuk fan.
"Kita harus berkembang. Hingga waktu ke depan, saya akan terus berkembang. Kini saya harus melepas celana pendek dan sepatu itu, karena mulai hari ini saya kembali menjadi seorang pria biasa.
Saya tidak bisa lagi menikmati bau rumput, sinar matahari di wajah saat saya menahan sasaran dari lawan, sebuah adrenalin yang saya alami, dan merasakan kegembiraan saat merayakannya kemenangan.
Selama beberapa bulan terakhir, saya bertanya pada diri sendiri mengapa saya terbangun dari mimpi ini.
Bayangkan jika Anda adalah anak yang memiliki mimpi yang indah dan ibu Anda membangunkan Anda untuk pergi ke sekolah.
Anda ingin terus bermimpi... Anda mencoba menyelinap kembali ke dalam mimpi tapi Anda tidak pernah bisa.
Sekarang ini bukan mimpi, tapi kenyataan.
Dan saya tidak bisa lagi masuk ke dalam mimpi tersebut.”
Totti mungkin menemukan yang namanya “cinta” dalam sepak bola.
Lalu pertanyaan muncul.
Apakah kita memilih seperti Totti yang mendapatkan kebahagiaan dan label "sangat beruntung"? Atau seperti Isco dan Raul yang sukses tapi punya label “tidak beruntung"?