Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Sebaiknya, Bima Sakti fokus saja pada persiapan tim Asian Games. Tak usah bebani ia dengan timnas Indonesia U-19.”
Pernyataan ini disampaikan Menpora Imam Nahrawi di Kantor Tribunnews.com pada Senin, 26 Maret 2018, siang.
Menpora datang bersama rombongan dengan tujuan melaporkan perkembangan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Tentu yang dilaporkan Pak Menteri sehubungan dengan tugas Kementerian Pemuda dan Olah Raga Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, Imam Nahrawi menegaskan ia tidak ingin ada kesan tumpang-tindih antara Kemenpora dengan Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee ( INASGOC) sebagai pelaksana event.
Ada beberapa materi menarik yang disebut off the record untuk sementara ini, termasuk cabang-cabang yang dianggap potensial mempersembahkan medali buat Indonesia.
Di kesempatan itu, saya menyempatkan diri untuk “menyindir” perhatian masyarakat dan bangsa ini kepada cabang olah raga yang diharapkan mendongkrak peringkat Indonesia di Asian Games 2018.
Ya, mari kita jujur. Selain bulu tangkis adakah kita rutin membaca dan menonton aktivitas cabang olah raga lain yang selama ini rajin memberikan medali bagi Indonesia di berbagai event besar?
(Baca Juga: Indra Sjafri Nilai Kualitas Egy Maulana Vikri Menurun)
Saya masih berkeyakinan, olahraga yang sepi dari pemberitaan media massa atau menjauh dari insan pers akan semakin kekurangan atlet potensial sejak usia dini.
Di Asian Games Incheon 2014, selain dua emas dari bulu tangkis, Indonesia menambah dua emas dari atletik dan wushu.
Mundur ke Guangzhou 2010, Tim Merah-Putih juga mendapatkan empat emas di Asian Games. Kali ini, cabang perahu naga yang menyumbangkan tiga medali emas, ditambah satu dari bulu tangkis.
Bagaimana dengan Doha 2006? Indonesia membawa pulang dua medali emas, masing-masing satu dari bulu tangkis dan boling.
Nah, selain cabang bulu tangkis apakah kita kerap menyaksikan kompetisi wushu, perahu naga, hingga boling di Tanah Air?
Kompetisi minim, pemberitaan tentu juga minim. Lalu, bagaimana anak-anak mau mendekat dan mengenal dengan cabang-cabang olahraga tersebut?
Tentu diskusi soal peluang tim nasional sepak bola Indonesia di Asian Games 2018 menghangatkan suasana.
(Baca Juga: Jadwal Laga Timnas Indonesia Vs Malaysia Dimajukan demi Persija Jamu Persib)
Bukan melulu soal peluang dan target tim asuhan Luis Milla yang menarik untuk dicermati. Melainkan kepedulian Imam Nahrawi terhadap asisten pelatih timnas yang merupakan mantan kapten Tim Garuda, Bima Sakti.
Dalam forum resmi yang penuh canda itu, Imam Nahrawi mengutarakan keprihatinannya terhadap timnas sepak bola kita.
Walau tak diberikan target juara, tetap saja timnas sepak bola menjadi primadona perhatian publik di Tanah Air.
Mau target semifinal, perempat final, atau bahkan sekadar berpartisipasi. Performa timnas sepak bola akan menyita emosi bangsa ini.
Sadar posisi dan peran cabang sepak bola itu pula yang membuat Imam Nahrawi berkeinginan Bima Sakti tidak diganggu dengan kesibukan di tim U-19.
“Apakah karena bapak mendengar teriakan nama Indra Sjafri saat timnas U-19 kita bertanding melawan Jepang U-19?” Begitu pertanyaan para peserta diskusi.
Dengan tegas, Pak Menteri menolak anggapan tersebut.
“Tak ada hubungannya dengan Indra Sjafri. Sekali lagi, soal pemilihan pelatih adalah hak dan urusan federasi. Saya hanya berharap konsentrasi Bima Sakti benar-benar untuk Asian Games. Kita tuan rumah, kita ingin timnas tampil baik,” ujar Imam Nahrawi.
Pak Menteri boleh berpendapat dan berharap. Federasi pun tentu punya penilaian dan target tersendiri.
Usai mendengar rumor pembebasantugas Indra Sjafri dari timnas U-19 serta kemunculan nama Bima Sakti dan Cristian Gonzalez di pengujung November 2017, saya menghubungi Sekjen PSSI.
(Baca Juga: Catat! Timnas Thailand akan Datang ke Indonesia)
Pembicaraan yang cukup lama itu menyangkut beberapa hal yang sifatnya tidak untuk dipublikasikan. Saya harus menghargai nara sumber, walau ingin sekali memberitakannya agar masyarakat memahami situasi yang terjadi.
Versi federasi sepak bola kita, nama Bima Sakti memang diharapkan menjadi jembatan berjenjang tim nasional.
Sebagai asisten Luis Milla di timnas senior dan U-23, memberi tugas Bima Sakti menjadi pelatih kepala Indonesia U-19 dimaksudkan agar memudahkan program yang disusun manajemen federasi, dalam hal ini direktur teknik.
Di benak saya, terbayang gaya bermain yang disiapkan oleh Danurwindo sebagai Direktur Teknik PSSI serta Luis Milla dan Bima Sakti yang dipercaya menjadi duet pelatih di lokomotif tim nasional Indonesia. Plus, Fakhri Husaini yang bertugas di timnas U-16.
Terlepas dari hasil kekalahan 1-4 dari Jepang U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Minggu (25/3/2018), saya tak membayangkan suara-suara penggemar sepak bola sanggup menggoyang posisi Bima Sakti.
Di pengujung tahun lalu, kepada saya, Bima Sakti mengaku kaget ketika namanya disebut menggantikan Indra Sjafri di Indonesia U-19.
Pekerjaan dan tugasnya sebagai asisten Luis Milla sudah menguras waktu dan tenaga. Karena menurut Bima, cara kerja Luis Milla dan asistennya dari Spanyol sangat jauh berbeda dari pelatih-pelatih Indonesia.
“Tetapi, bila saya dipercaya dan dianggap sanggup, tugas itu akan saya terima,” kata Bima Sakti.
Debut Bima memang berakhir tidak menyenangkan. Tim yang dipersiapkan untuk terjun di Piala Asia U-19 2018 kalah 1-4 dari Jepang.
Jangan lupa, Indonesia akan menjadi tuan rumah di Piala AFC U-19 itu pada 18 Oktober hingga 4 November 2018.
(Baca Juga: Media Asing Beritakan Persiapan Timnas U-19 Indonesia Jelang Piala Asia U-19)
Pesertanya tim elite Asia. Dari Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, hingga Australia. Ada juga rival kita di kawasan Asia Tenggara, dari Vietnam, Malaysia, hingga Thailand.
Memori pencinta sepak bola di Tanah Air terkait timnas U-19 adalah prestasi Indra Sjafri yang pernah memuaskan dahaga prestasi publik. Timnas besutan Indra Sjafri menjuarai Piala AFF U-19 2013.
Alasan keputusan melepas jabatan Indra Sjafri tentu ada pada Ketum dan jajaran atas PSSI.
Apapun kebenaran dan rahasia yang PSSI miliki untuk melepas Indra Sjafri dan menugasan Bima Sakti, timnas harus berjalan mempersiapkan diri. Bima Sakti butuh bantuan, bukan melulu celaan. @weshley