Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ungkapan tepat bagi Marc Marquez kalau bicara GP Americas adalah: datang, bertarung, menang, dan... tak terkalahkan.
Balapan di Circuit of The Americas (COTA) itu memang identik dengan Marquez.
Jangankan saat lomba, di babak kualifikasi pun belum ada yang mampu mengalahkan Marquez sejak GP Americas hadir di MotoGP pada 2013, berbarengan dengan tahun debut MM93.
Akhir pekan ini pun sama, Marquez sangat diunggulkan untuk menang.
Akan tetapi, bukan berarti jalannya bakal mulus karena bisa saja dia kalah.
Walau berat bagi pebalap lain, paling tidak berikut adalah tiga syarat bila Marquez harus gigit jari pulang dari COTA akhir pekan ini.
1. Kecerobohan Marquez Sendiri
Ini artinya Marc Marquez hanya bisa dikalahkan oleh dirinya sendiri dan pebalap lain mengambil untung dari situ.
Bila rumusan ini berlaku, itu berarti Marquez mengalami insiden pada hari Minggu.
Apakah bertabrakan dengan pebalap lain atau dia terjatuh.
Kans ini bisa besar, mengingat peluang Marc Marquez bertindak ceroboh sama besarnya dengan peluang dia membalap dengan baik.
Lihatlah kasus terakhirnya di GP Argentina, begitu dia mendapatkan banyak tekanan maka buntutnya adalah kecerobohan demi kecerobohan.
2. Penakluk Anti-clockwise
COTA adalah sirkuit yang anti-clockwise dan Marquez sangat kuat di sirkuit seperti ini.
Karena itu dibutuhkan pebalap yang punya penawar atau anti atau keahlian menaklukkan sirkuit yang berlawanan dengan arah jarum jam tersebut.
Superioritas Marquez di trek anti-clockwise bisa dilihat dari data ini.
Sejak 2013 hingga kini ada tujuh trek anti-clockwise, termasuk yang sudah tidak digunakan lagi, yakni COTA, Sachsenring di Jerman, Aragon di Spanyol, Phillip Island di Australia, Valencia di Spanyol, Indianapolis di AS, dan Laguna Seca juga di AS.
(Baca Juga: Liverpool Inginkan Kapten Termuda Sepanjang Sejarah Liga Champions)
Pada ketujuh trek itu digelar 29 GP dan Marquez memenangi 20 di antaranya alias hampir 70%.
Pebalap lain yang bisa mengalahkan Marquez alias punya skill hebat di trek seperti ini adalah Jorge Lorenzo.
Dia paling sering mengalahkan Marquez, yakni enam kali.
Tiga pebalap lain masing-masing sekali menang, yakni Valentino Rossi, Cal Crutchlow, dan Dani Pedrosa.
Bicara skill, Jorge Lorenzo memang diunggulkan tapi saat ini dia belum oke banget kalau pakai Ducati.
3. Kuasai Sektor 2 dan 3
Salah satu kekuatan Marquez di COTA adalah dia nyaris tak terbendung di Sektor 2 dan 3, dua dari empat sektor yang ada di sebuah sirkuit.
Datanya diambil dari babak kualifikasi.
Sektor 2 dan 3 bila digabung melingkupi sembilan tikungan (dari Tikungan 7 hingga 15), di mana enam merupakan belokan ke kiri.
Dan itulah pula kenapa Marquez disebut penakluk sirkuit anti-clockwise yang memang identik dengan belokan ke kiri.
Jangan abaikan kekuatan Marc Marquez di sini, karena dia bisa menyusul siapa pun di Tikungan 11 dan 12, dua tempat ideal buat melewati lawan.
Soal pentingnya menguasai sektor, pelajarilah apa yang dilakukan oleh Andrea Dovizioso pada GP Austria tahun lalu.
Waktu itu dia sangat khawatir dengan kekuatan Marquez di Sektor 3 di Red Bull Ring.
(Baca Juga: Laga Lawan Napoli Diwasiti Gianluca Rocchi, Juventus Selalu Menang!)
Dan di sektor itulah Dovi menutup ruang gerak Marquez selama lomba sehingga Marquez tak bisa menyusul.
Karena kalau dia bisa menyusul Dovi di Tikungan 6 dan 7 itu bisa jadi hingga finis dia ada di depan.
Di COTA, dari 2013 Marquez menguasai 100% Sektor 2 dan 80% Sektor 3.
Sementara di Sektor 1 dan 4 dia berbagi kekuatan dengan pebalap lain.
Pebalap yang pernah mengalahkan Marquez di Sektor 1 adalah Stefan Bradl (Honda), Jorge Lorenzo (Yamaha), dan Maverick Vinales (Yamaha).
Sementara di untuk Sektor 3 hanya Cal Crutchlow (Honda) yang pernah unggul atas MM93.
Pada sektor terakhir, 4, Dani Pedrosa (Honda), Aleix Espargaro (Yamaha), Andrea Iannone (Ducati, dua kali), dan Vinales (Yamaha) pernah unggul atas Marquez.
Lantas bagaimana teori mengalahkan Marquez di dua sektor tengah tersebut?
Bila Yamaha tak bermasalah dengan penggunaan elektronik dan mereka mempertahankan reputasi bagus di Sektor 1 dan 4, mereka punya kans besar.
Saya melihat Johann Zarco bisa menyentak, walau tetap khawatir dengan performa bannya bila bicara balapan.
Untuk Ducati, mereka harus bagus di Sektor 1 yang berliku karena selama ini justru itulah kelemahan mereka.
Sektor 1 adalah modal untuk bagus juga di Sektor 2 dan 3.
Ducati sudah sangat kuat di Sektor 4, jadi PR mereka adalah memang mesti bagus di Sektor 1 dulu.
Dari tiga syarat ini, mana yang paling realistis dan paling mungkin terjadi?
Saya kok ragu Marc Marquez kalah gara-gara dia pelan di sirkuit anti-clockwise, atau keteteran di Sektor 2 dan 3.
Kenapa? Karena justru saat ini Honda malah sedang bagus di segala jenis trek dan itu bisa jadi Marquez malah menguasai keempat sektor di COTA musim ini, satu hal yang belum pernah ia rasakan sejak 2013.
Jadi?!?! Sepertinya Marquez hanya akan kalah bila dia membuat kesalahan yang konyol lagi.