Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menuju Piala Dunia 2018, Sebuah Impian Masa Kecil

By Ibnu Agung Mulyanto - Senin, 23 April 2018 | 21:05 WIB
Pemain Italia, Marco Tardelli, berduel dengan bek Jerman Barat, Paul Breitner, di final Piala Dunia 1982, 11 Juli 1982 di Madrid, Spanyol. (AFP PHOTO STAFF/AFP)

Awal ketagihannya saya dengan olahraga ini juga dimulai dari Piala Dunia, tepatnya di tahun 1982.

Saat itu, ayah saya berlangganan majalah olahraga Olympic. Saya dan kakak, yang hobi bermain sepak bola, menjadi penanti dan pembaca setia majalah ini.

Saya ingat betul beberapa bulan sebelum pentas Espana 82, majalah Olympic menyajikan ulasan mengenai tim-tim yang akan berlaga di Spanyol.

Saat itu ditampilkan profil Karl Heinz Rummenigge, yang digadang-gadang sebagai bintang yang akan membawa Jerman Barat membawa pulang trofi Piala Dunia.

Begitu juga sang gelandang elegan Brasil, Socrates, yang memimpin sebuah tim yang juga berisikan seorang pemain hebat, Zico.

Tak lupa, si bocah ajaib Diego Maradona, yang sudah diusung untuk meneruskan kejayaan Argentina di Piala Dunia setelah berlalunya masa Mario Kempes.


Bek Antonio Cabrini dan Claudio Gentile merayakan kemenangan Italia atas Jerman Barat di final Piala Dunia 1982, 11 Juli 1982 di Madrid, Spanyol. (AFP PHOTO STAFF/AFP)

Hasilnya mungkin masih ada yang ingat. Paolo Rossi tanpa diduga menjadi pahlawan Italia untuk menjadi juara.

Padahal, Italia berangkat ke Spanyol dengan kondisi tim pincang.

Roberto Bettega, kapten dan bintang Gli Azzurri, terpaksa harus tinggal di Italia karena cedera.