Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Zlatan Ibrahimovic bak jaminan mutu bagi setiap klub yang dibelanya.
Fakta berbicara, sejak meninggalkan Malmo, lelaki ini kemudian hampir selalu memberikan andil dalam rengkuhan piala setiap klub yang menggunakan jasanya.
Zlatan Ibrahimovic mulai moncer ketika berbaju Ajax Amsterdam. Gelar juara Eredivisie ia raih di musim perdana.
Total, ada 4 piala ia persembahkan bagi de Amsterdammers. Dari 110 kali tampil, ia mencetak 48 gol.
Lalu, ia mendaratkan kaki di tanah Italia guna mengabdi kepada Juventus.
Namun, Kota Turin tak memberinya keberuntungan. Tak ada piala ia persembahkan bagi Si Nyonya Tua.
Dua tahun kemudian, ia mengenakan seragam biru-hitam Intenazionale Milan.
Bersama Inter Milan, Zlatan mencetak 66 gol dari 117 tampil. Raihan fantastis ini membuat Barcelona kepincut.
Ibrahimovic praktis hanya semusim di Barcelona karena dipinjamkan ke AC Milan.
Setelah bermain sepanjang dua musim bersama Rossoneri, ia pun terbang ke Paris membela Paris Saint-Germain.
Empat musim kemudian, penyandang ban hitam taekwondo itu berlabuh di Manchester United.
Pendek cerita, Zlatan Ibrahimovic ikut andil dalam catatan 32 trofi yang diraih Ajax, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, PSG, dan Manchester United.
Hingga catatan awal Juni 2018, Ibrahimovic telah berkarier secara profesional sebanyak 740 pertandingan dengan torehan 426 gol.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Zlatan Ibrahimovic adalah solusi bagi kebuntuan prestasi klub-klub yang pernah dibelanya.
Maka, muncullah istilah Ibrakadabra yang mengidentikkannya dengan pesulap yang serba punya jawaban. Namun, tidak demikian bagi tim nasional Swedia.
Prestasi Ibrahimovic di klub tak menular di tim nasional berjulukan Blaugult alias Si Biru-Kuning.
Sejak melakukan debut di Januari 2001 menghadapi Kepulauan Faroe hingga memutuskan gantung sepatu di laga terakhir Piala Eropa 2016, tak ada gelar yang diberikan Ibra untuk negara yang pernah menjadi runner-up Piala Dunia 1958 ini.
Dalam petualangannya membela negara yang ia pilih dibanding Bosnia Herzegovina dan Kroasia, Ibrahimovic telah membantu Swedia lolos ke putaran final Piala Dunia 2002 dan 2006 serta melaju ke babak 16 besar di dua episode tersebut.
Tentunya saat itu Zlatan masih ditemani nama-nama hebat seperti Henrik Larsson dan Fredrik Ljungberg.
Pencapaian itu berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di dua episode terakhir Piala Dunia di tahun 2010 dan 2014 ketika ia dipercaya menjadi kapten.
Dalam kisah Kualifikasi Piala Dunia 2010, Swedia gagal melaju karena kalah bersaing dengan Portugal dan Denmark.
Saat itu, dalam 10 laga Ibra hanya menyumbangkan satu gol.
Kegagalan yang berulang di cerita Kualifikasi Piala Dunia 2014 saat kalah dari Portugal di babak play-off setelah keluar sebagai runner-up Grup C.
Ibrahimovic memang mengemas 8 gol, tetapi tak cukup bagi Swedia.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Timnas Jerman di Fase Grup)
Setelah upaya negara asal supermarket perkakas rumah tangga ini kandang, Zlatan pun berkata, “Satu hal yang pasti, tak ada yang bisa disaksikan di Piala Dunia tanpa saya di sana”.
Tentu saja perkataan itu membuat banyak kuping panas. Label harian ternama Inggris, Mirror, kepada Ibra pun kembali terbukti: Arogan!
Dengan berakhirnya Piala Eropa 2016, peraih FIFA Puskas Award 2013 karena gol cantik melawan Inggris ini memutuskan untuk berpisah dengan tim nasional.
Ia pensiun setelah bertugas dalam 116 pertandingan dan menjadi pencetak gol terbanyak Swedia sepanjang masa dengan 62 gol.
Ketika Zlatan Ibrahimovic mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional, banyak yang berpikir bahwa tim yang saat ini dinakhodai Janne Andersson tidak akan punya peluang bersaing di Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Wajar, Swedia jelas tak diunggulkan dibandingkan Prancis dan Belanda yang juga menghuni Grup A.
Kapten Andreas Granqvist dan rekan setimnya bekerja ekstra keras memutarbalikkan prediksi tersebut.
Performa mereka begitu menjanjikan kendati tidak mendapatkan tiket otomatis karena kalah dalam perolehan poin dengan Prancis yang menjadi juara grup.
Namun, tanpa Ibra, Swedia mengubur mimpi negara yang gaya permainannya menjadi kiblat sepak bola dunia Belanda, walau punya poin yang sama.
Catatan sebagai tim paling produktif di grup dengan mengemas 26 gol yang membuat kemenangan Belanda di pengujung laga grup jadi tak bermakna.
Bahkan, Swedia memiliki selisih 8 gol dengan Prancis yang menjadi juara grup dengan materi striker seperti Antoine Griezmann, Alexandre Lacazette, Kylian Mbappe, Anthony Martial sebagai pembunuh-pembunuh di kotak penalti lawan.
Marcus Berg dengan 8 gol miliknya sepanjang kualifikasi membenamkan nama-nama besar tersebut.
Swedia sudah telanjur solid. Kendati nasib mereka ke Rusia harus ditentukan melalui partai play-off menghadapi Italia.
Pemain AEK Athens, Jakob Johansson, menghidupkan harapan Swedia ketika gol tunggalnya di Friends Arena pada leg pertama memberi kepercayaan diri yang dibutuhkan menjelang perjumpaan di Stadion San Siro tiga hari berselang.
Benar saja, Swedia seperti tamu tak diundang bagi Italia.
Mikael Lustig, Victor Lidelof, Andreas Granqvist, dan Ludwig Augustinsson bermain rapat agar gawang Robin Olsen tak kebobolan.
Sementara di tengah, Victor Claesson, Sebastian Larsson, Jakob Johansson, dan Emil Forsberg mengimbangi lini tengah Italia.
Ola Toivonen dan Marcus Berg menjadi pengganggu pertahanan Italia.
Tuan rumah dibuat mati kutu. Italia justru menghadapi pertahanan setangguh yang mereka miliki.
Ciro Immobile, Manolo Gabbiadini, dan pemain lain tak bisa mencetak gol. Sungguh, 90 menit yang hampa bagi Italia.
Swedia pun lolos ke Piala Dunia 2018. Mereka berada di Grup F bersama Jerman, Meksiko, dan Korea Selatan.
Sialnya, banyak yang masih menyinggung nama Zlatan Ibrahimovic.
Janne Andersson, yang mulai melatih Swedia sejak Juni 2016, mengungkapkan kekesalannya kepada media mengenai isu kembalinya Ibra ke timnas.
“Ibra sudah berhenti bermain bersama kami selama 1,5 tahun dan kita masih di sini untuk membicarakannya? Sudah waktunya kita membicarakan pemain-pemain hebat yang saat ini ada dalam tim,” katanya.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Timnas Inggris di Fase Grup, Berat di Akhir)
Sudahlah. Tanpa Ibra, Swedia pun jadi ke Rusia.