Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Katanya begini, “Ada kelompok orang yang hidup di dalam mimpi. Sebagian lagi hidup di dunia nyata. Akan tetapi, ada juga yang mengubah impian tersebut menjadi kenyataan.”
Upaya membangun tim nasional yang berprestasi bukan semata pekerjaan mereka yang duduk di organisasi bernama PSSI.
Akan tetapi, sebagai induk organisasi tertinggi yang mengurusi sepak bola, kejelasan program PSSI sangat menentukan dalam mengubah impian tersebut menjadi kenyataan.
Termasuk ketegasan terhadap pihak yang diberi tanggung jawab mengelola kompetisi. Tentu kompetisi yang berjenjang dan berkualitas.
Saat ini, sepak bola Indonesia masih kehilangan kompetisi yang berkesinambungan yang memberi lahan kepada pesepak bola usia dini untuk menapak ke panggung senior dan profesional.
(Baca Juga: Sebelum Luis Milla, Juergen Klinsmann dan Alberto Zaccheroni Sempat Masuk Radar Timnas Indonesia)
Ibarat pepatah, layu sebelum berkembang. Bibit-bibit berkualitas pesepak bola muda Indonesia yang mampu bersaing dengan tim luar negeri, bahkan dengan negara elite sepak bola, tidak bisa tumbuh maksimal karena ketiadaan kompetisi berjenjang sebelum memasuki level senior.
Impian untuk melihat timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia haruslah diikuti dengan program dan pelaksanaan yang komprehensif melibatkan stakeholder, termasuk pemerintah pusat dan daerah.
Jangan lagi pemerintah dan federasi memiliki program dan cara berbeda walau memakai sampul proposal bertuliskan “Membawa Indonesia ke Piala Dunia.”
Ayo, jangan takut bermimpi. Tetapi, jangan pula kerja sendiri-sendiri. @weshley