Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kisah Real Madrid Tanpa Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane

By Willy Kumurur - Selasa, 18 September 2018 | 23:11 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane (kanan), melakukan selebrasi bersama Cristiano Ronaldo seusai timnya mengalahkan Liverpool FC dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. ( FRANCK FIFE/AFP )

Pada titik inilah slogan menang atau mati ditetapkan. Dengan gagah-berani, mereka berjuang sampai tetes darah terakhir mempertahankan setiap jengkal tanah mereka.


Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, diangkat ke udara oleh pemain setelah Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan menjuarai La Liga musim 2016-2017. Gelar ini merupkan torehan ke-33 untuk Madrid. ( SERGIO CAMACHO / AFP )

(Baca juga: Memori Manis Les Parisiens di Stadion Anfield 21 Tahun Lalu)

Namun, akhirnya barisan belakang pasukan Raja Leonidas dapat diluluh-lantakkan dalam salah satu pertempuran paling terkenal yang pernah ditulis oleh sejarah.

Itulah Perang Sparta, sebagaimana digambarkan dalam film 300, yang menjadi inspirasi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane.

Hal inilah yang membakar semangat mesin-mesin perang El Real, sehingga dalam laga final di Cardiff, malah pasukan Massimiliano Allegri yang dibenamkan ke dasar jurang dengan skor telak 1-4.

Bintang El Real, Cristiano Ronaldo, mencetak dua gol ke gawang Gianluigi Buffon. Dua gol lainnya dicetak oleh Casemiro dan Marco Asensio.

Sedangkan gol balasan Juventus dibukukan oleh Mario Mandzukic.

Zidane berujar: "DNA dalam diri adalah DNA Real Madrid. Tak perlu diragukan lagi. Ini rumah saya. Semua orang menyayangi saya dan karena itu saya terus membela nilai-nilai klub ini."

Kini Zidane telah meninggalkan rumahnya. Setelah sukses mempersembahkan trofi Liga Champions tiga kali berturut-turut, ia pergi dari Santiago Bernabeu.