Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
(Baca Juga: Mohamed Salah dan Konsep Dewa Pemersatu Bangsa)
Masalahnya, kini keadaan di Real Madrid sudah berubah.
Florentino Perez jelas-jelas lebih menginginkan Neymar daripada dirinya dan Zinedine Zidane sudah tak berada di sana.
Julen Lopetegui belum tentu mau diberi satu bintang yang mungkin tak ia inginkan.
Mengikuti impiannya ke Real Madrid juga seperti meninggalkan ladang emas untuk mencari harta karun yang tak pasti.
Penampilan Eden Hazard di Chelsea racikan Maurizio Sarri tak bisa dipandang sebelah mata.
Sarrismo – atau gaya bermain milik Sarri – seperti membuat Hazard berubah menjadi entitas dari luar planet – tak terdeteksi, berbahaya, dan mematikan!
Transformasi Dries Mertens di Napoli, dari seorang pemain sayap menjadi salah satu penyerang paling mematikan di dunia, mungkin juga bisa terjadi kepada Hazard.
Selain karena keduanya orang Belgia, Mertens dan Hazard memiliki atribut permainan yang mirip-mirip.
Apakah Hazard mau meninggalkan Chelsea era Sarri dengan sepak bola luar biasa demi sesuatu yang tak pasti di Real Madrid?
Setidaknya kita tak akan melihat Hazard membuat pilihan ini pada bursa transfer musim dingin nanti.
“Tidak,” begitu jawab Hazard tegas soal kemungkinan hijrah dari Chelsea pada Januari.
Mungkin Hazard ingin bertahan selama semusim, merasakan sepak bola ala Sarri, sebelum memutuskan masa depannya? Bisa jadi.
Yang jelas mulai saat ini Eden Hazard berjanji tak akan berbicara tentang Real Madrid lagi, hal yang ia akui dalam wawancara dengan media Belgia, HNL.
Apakah Hazard berhenti berbicara karena ia ingin fokus di Chelsea?
Atau justru sebaliknya, kepindahan ke Real Madrid sudah jelas terjadi sehingga ia kini akan berhenti membicarakan hal tersebut?
Entahlah.
Mungkin hanya Tuhan, Hazard, dan Nostradamus yang tahu.