Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Polrestabes Surabaya bergerak cepat mengantisipasi insiden yang melibatkan Bonek dengan perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) usai laga antara Persebaya melawan Persigo Semeru FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (30/9/2017).
Insiden berdarah yang menewaskan dua pendekar itu mendasari pihak kepolisian melakukan mediasi di antara dua kelompok.
15 perwakilan Bonek dan PSHT dipertemukan oleh Kapolretabes Surabaya M Iqbal beserta jajarannya di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (1/10/2017) siang.
Pertemuan tersebut menyepakati beberapa hal.
(Baca Juga: Perwakilan Bonek dan Ketua Pencak Silat Setia Hati yang Terlibat Bentrokan Bertemu di Mapolrestabes Surabaya )
Andie Peci, perwakilan Bonek, menyampaikan kesepakatan tersebut kepada ratusan Bonek yang hadir di luar gedung pertemuan.
Isi kesepakatan antara lain kedua belah pihak saling menahan diri, proses akan dilanjutkan ke ranah hukum, dan tidak boleh ada sweeping dari pihak mana pun.
“Sanggupkah kami menahan diri dan ini sebagai kejadian terakhir?” kata Andie Peci melontarkan pertanyaan kepada Bonek yang hadir.
Selain itu, Andie mengatakan akan berkoordinasi dengan Bonek lain terkait away ke Jember dan melakukan sosialisasi hasil pertemuan ini.
Selanjutnya, massa membubarkan diri dengan tertib.
Berikut detail isi kesepakatan mediasi tersebut dikutip BolaSport.com dari Emosi Jiwaku:
1. Semua pihak menyampaikan duka dan bela sungkawa atas meninggalnya dua orang anggota PSHT.
2. Pihak PSHT maupun Bonek sama-sama sepakat menahan diri dengan tidak ada tindakan sweeping dan saling balas dendam.
3. Polrestabes Surabaya akan melakukan penyelidikan terkait meninggalnya dua anggota PSHT.
4. Pihak Bonek dan PSHT sepakat untuk mempercayakan proses hukum ke Kapolrestabes Surabaya.