Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada pemandangan berbeda di tengah-tengah pertandingan pembuka putaran kedua Final Four Proliga 2018 yang digelar di GOR Sritex Arena, Solo, pada Jumat (6/4/2018).
Laga antara tim putra Jakarta Pertamina Energi kontra Jakarta BNI Taplus menjadi laga pembuka putaran kedua Final Four Proliga 2018 di Solo.
Pada saat penonton meneriakkan nama tim jagoannya masing-masing, tampak dua orang mengenakan jas almamater berwarna kuning membereskan lembaran-lembaran putih di kursi penonton.
Lembaran yang dibawa kedua orang tersebut rupanya adalah kuesioner untuk penelitian skripsi.
Saat ditemui BolaSport.com, dua orang itu mengaku sebagai mahasiswa dari Universitas Negeri Semaran.
"Saya sedang mengerjakan skripsi yang temanya Proliga," kata Wijil Banu saat ditemui.
(Baca Juga : Jadwal Putaran Kedua Final Four Proliga 2018)
Mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani dan Keolahragaan (PJKR) itu menjelaskan saat ini dia sedang menggarap skripsi berjudul "Efektivitas Promosi Melalui Media Sosial Instagram terhadap Keputusan Menonton Masyarakat Proliga di GOR Sritex Arena Solo."
"Saya ambil judul ini kerena melihat Proliga jadi turnamen yang sedang diminati sama masyarakat. Apalagi, saya juga memang konsentrasi ke voli," tutur Wijil Banu.
Wijil menambahkan saat mengadakan penelitian, dia sempat merasa kesulitan.
"Waktu mengajukan skripsi ini dibilang sama dosen pembimbing, pokoknya jangan sampai terlewat deadline-nya, soalnya kalau sudah terlewat saya bakal mulai dari nol lagi, " tutur pemuda asal Kebumen, Jawa Tengah itu.
"Beruntungnya saya bisa ngejar deadline dan akhirnya bisa penelitian. Rencananya di Solo sampai hari Minggu," tambah Wijil.
Dalam melakukan penelitian, Wijil tidak sendiri. Dia ditemani oleh Charis Faozi.
"Minggu lalu, Wijil sudah ngomong ke saya. Minta ditemani ke Solo. Untungnya saya lagi tidak ada acara, jadi ngikut," ucap Charis.
Di hari pertama penelitian, Wijil sudah mengumpulkan 59 sampel dari 200 total sampel yang dibutuhkan.
Penelitian ini menurut Wijil akan menjadi tolak ukur seberapa efektif media Instagram dalam mempopulerkan turnamen voli khususnya Proliga.