Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Satu Bonek Tewas Karena Bentrok di Solo, Persebaya Siap Lakukan Langkah Drastis?

By Nina Andrianti Loasana - Sabtu, 14 April 2018 | 21:24 WIB
Perang batu yang dilakukan oleh sekelompok pemudan dan Bonek di depan Pasar Kleco, Jumat (13/4/2018) sekitar pukul 23.45 WIB. ( Tribunsolo.com )

Pada pukul 22.00 WIB, Paguyuban Warga Katosuro (PAWARTOS), berbagi snack bagi bonek yang lewat.

Akibat bentrok tersebut, satu bonek harus kehilangan nyawanya, satu lagi kritis, dan sembilan bonek lainnya menjalani rawat jalan.

Pasca insiden ini, tampaknya Persebaya siap melakukan langkah drastis dengan menghapuskan budaya estafet.

(Baca juga: Rekayasa? Sudah 3 Kali Muncul Kejanggalan pada Undian Liga Champions, Tahun Ini Paling Parah)

Estafet truk atu kerap disebut estafet saja berarti berpindah-pindah truk yang sesuai tujuan sepanjang jalan.

Cara ini merupakan budaya yang telah lama dilakukan bonek untuk meminimalisir biaya kala mendukung Persebaya Surabaya dalam laga away.

Keinginan untuk menghapuskan cara ini diungkapkan Persebaya Surabaya dalam akun Instagram resminya.

 

Sumbangan pemikiran serta saran dari dulur dulur sangat penting.

A post shared by Persebaya (@officialpersebaya) on

Selain mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu bonek pascainsiden di Solo, Persebaya juga mengajak pendukungnya untuk mempertimbangkan kembali dan mengkaji ulang budaya estafet.

Tampaknya banyak pula warganet yang sepakat untuk menghapuskan budaya ini:

@doelkholiq87 "Itu memang budaya, itu memang tradisi, tapi dari cara itu juga banyak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi seperti jarah, malak, dll. Memang tidak semua peserta estafet bersifat seperti itu, tapi hampir dari semua tragedi berasal dari cara tersebut. #stopestafet @officialpersebaya demi mengubah pandangan masyarakat terhadap kita"