Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada 19 Agustus 2014, remaja asal Norwegia, Martin Odegaard menjadi, pemain termuda di level timnas setelah bermain 90 menit dalam pertandingan imbang 0-0 melawan Uni Emirat Arab.
Segera saja Martin menjadi sensasi YouTube, diwawancarai oleh berbagai media internasional, dan menurut sang Ayah, ada lebih dari 30 klub Eropa yang tertarik padanya.
Beberapa bulan kemudian, Odegaard dan ayahnya melakukan perjalanan ke Eropa, mengunjungi fasilitas latihan di Liverpool, Arsenal, dan Ajax di antara klub-klub lain.
Akhirnya, pertarungan untuk tanda tangan Martin dimenangkan oleh Real Madrid, yang rela merogoh kocek hingga 1,4 miliar per minggu sebagai gaji dan bonus Odegaard.
(Baca Juga: 5 Pemain Liga 1 yang Trending di Twitter Indonesia, Salah Satunya Dikabarkan akan Bergabung dengan Klub Inggris)
Namun nasib baik belum berpihak pada Martin, yang kini justru menjadi contoh bagaimana Santiago Bernabeu justru menjadi panggung jatuhnya talenta muda luar biasa ini.
Saat Real Madrid meminta jasa sang pemain pada 2015, Odegaard mendapat kesempatan untuk tinggal di hotel yang sama dengan tim utama, bonus 800 juta rupiah setiap bertanding dengan tim utama, termasuk klausul menjadikan sang ayah sebagai salah satu pelatihnya.
Dua tahun berlalu, Odegaard belum membuktikan harapan dan ekspektasi publik atas bakat dan namanya di lapangan hijau.
Meski Martin terus berlatih bersama tim utama, Odegaard hampir selalu bermain untuk tim kedua, Real Madrid Castilla.
Akhirnya pengaturan ini justu menghambat perkembangannya, staff Castilla mengakui adanya masalah karena Martin terus menerus berlatih jauh dari timnya.