Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Egy Maulana Vikri mendapatkan tawaran untuk mengikuti seleksi dari tiga klub di Spanyol.
Demikian disampaikan Subagja Suihan, ayah angkat bintang Timnas U-19 Indonesia berusia 17 tahun itu.
"Sudah ada tiga klub yang akan menjadi tempat trial buat Egy, yakni Getafe, Espanyol, dan Real Madrid."
"Jadi, selepas membela timnas di Kualifikasi Piala AFC U-19 di Korsel, Egy akan berlatih di Spanyol," kata Subagja.
"Setelah itu, dia akan kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan urusan studi di Ragunan dan kedua pergi lagi berlatih selama dua tahun di Eropa," ujar pengusaha asal Cirebon tersebut menambahkan.
(Baca Juga: Ini Kegiatan Alfred Riedl Usai Tak Lagi Menjadi Pelatih Timnas Indonesia, Ada Pengakuan Mengejutkan!)
Namun, Egy masuh harus menempuh jalan panajang yang sulit jika memutuskan berkarir di La Liga.
Kisah 2 bocah jaib yang ditemukan Real Madrid dan Barcelona ini mungkin bisa menggambarkan sulitnya perjalanan Egy Maulana Vikri ke depan.
1. Martin Odegaard (Real Madrid)
Pada 19 Agustus 2014, remaja asal Norwegia, Martin Odegaard menjadi, pemain termuda di level timnas setelah bermain 90 menit dalam pertandingan imbang 0-0 melawan Uni Emirat Arab.
Segera saja Martin menjadi sensasi YouTube, diwawancarai oleh berbagai media internasional, dan menurut sang Ayah, ada lebih dari 30 klub Eropa yang tertarik padanya.
Beberapa bulan kemudian, Odegaard dan ayahnya melakukan perjalanan ke Eropa, mengunjungi fasilitas latihan di Liverpool, Arsenal, dan Ajax di antara klub-klub lain.
Akhirnya, pertarungan untuk tanda tangan Martin dimenangkan oleh Real Madrid, yang rela merogoh kocek hingga 1,4 miliar per minggu sebagai gaji dan bonus Odegaard.
(Baca Juga: 5 Pemain Liga 1 yang Trending di Twitter Indonesia, Salah Satunya Dikabarkan akan Bergabung dengan Klub Inggris)
Namun nasib baik belum berpihak pada Martin, yang kini justru menjadi contoh bagaimana Santiago Bernabeu justru menjadi panggung jatuhnya talenta muda luar biasa ini.
Saat Real Madrid meminta jasa sang pemain pada 2015, Odegaard mendapat kesempatan untuk tinggal di hotel yang sama dengan tim utama, bonus 800 juta rupiah setiap bertanding dengan tim utama, termasuk klausul menjadikan sang ayah sebagai salah satu pelatihnya.
Dua tahun berlalu, Odegaard belum membuktikan harapan dan ekspektasi publik atas bakat dan namanya di lapangan hijau.
Meski Martin terus berlatih bersama tim utama, Odegaard hampir selalu bermain untuk tim kedua, Real Madrid Castilla.
Akhirnya pengaturan ini justu menghambat perkembangannya, staff Castilla mengakui adanya masalah karena Martin terus menerus berlatih jauh dari timnya.
Tak hanya itu saja, kemampuan bahasa juga menjadi hambatan tambahan yang semakin membebani performa Odegaard.
Hingga akhirnya pada Januari 2017, Odegaard dipinjamkan pada klub Belanda SC Heerenveen selama 18 bulan.
2. Lee Seung-woo (Barcelona)
Beberapa tahun sebelum kehebohan Martin, pesepak bola berusia 12 tahun asal Korea Selatan mencuri perhatian FC Barcelona saat ia menjadi top skorer Danone Nations Cup 2010.
Pada 2011, Lee Seung Woo bergabung dengan FC Barcelona dan mulai mengukirkan namanya sebagai salah satu talenta papan atas La Masia.
Bahkan tak lama setelahnya, Lee Seung-woo disebut-sebut sebagai The Next Lionel Messi.
Sejak bergabung dengan La Masia, Lee yang saat itu berusia 13 tahun telah berhasil menyumbangkan 39 gol dalam 26 pertandingan U-13, memecahkan rekor yang dicetak legenda Barcelona, Lionel Messi.
Kala mengikuti Piala Asia U-16 pada 2014, Lee membuktikan nama besar yang disandangnya dengan permorma apik hingga ia digelari Player of the Tournament.
(Baca Juga: 5 Pemain Liga 1 yang Menjadi Korban Perubahan Posisi, Nomor 1 Paling Ekstrim)
Namun, perkembangannya terbentur hambatan besar kala Barcelona terciduk melanggar regulasi FIFA mengenai transfer pemain di bawah umur.
Selama dua tahun, Lee hanya bisa bermain dalam laga uji coba dan persahabatan, tanpa bisa bertanding di laga resmi Barcelona.
Pada 2016, kala Lee berusia 18 tahun, larangan ini dicabut. Namun, pada saat itu Barcelona telah didukung dengan talenta-talenta muda lain, seperti Munir El Haddadi dan Gerard Deulofeu.
Langkah Lee untuk bergabung ke skuat utama pun menjadi sangat sulit, padahal Messi bisa menjalani debut di skuat utama Barcelona pada usia 16 tahun.
Ironisnya, Barcelona justru menjadi penghambat terbesar karier Lee.
Tak bisa menyaingi talenta muda lainnya, saat ini Lee tengah dipinjamkan pada klub Italia Hellas Verona.