Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh, untuk itu banyak orang berbonndong-bondong sibuk melakukan kegiatan tersebut.
Walau olahraga sudah menjadi rutinitas, ada kalanya kita terpaksa cuti panjang dari kegiatan menyehatkan ini. Bisa karena cedera, menderita penyakit, atau tak bisa mencari waktu di tengah padatnya aktivitas.
Atlet pun terkadang mengalami periode di mana mereka tidak bisa berlatih olahraga. Namun, berapa lama jeda yang boleh kita lakukan sebelum terjadi perubahan pada fisik?
Bagian tubuh yang pertama-tama mengalami dampak dari cuti olahraga ini adalah sistem pembuluh darah dan jantung (kardiovaskular). Saat kita berhenti melakukan latihan kardio selama 10-12 hari, volume pukulan, kapasitas olahraga, dan output jantung akan menurun.
Pengukuran standar untuk penggunaan oksigen, VO2 max, juga akan turun sampai 20 persen dalam dua minggu.
(Baca juga: Egy Maulana Vikri Tak Kuasa Menahan Rasa Bangga atas Prestasi Roger Federer)
Dampaknya akan sangat terasa ketika kita akan mulai berolahraga lagi. Penelitian menunjukkan, penurunan VO2 max akan mencapai level dasar setelah 8 minggu tidak aktif.
Untuk atlet, penurunannya sekitar 25 persen setelah jeda 3 minggu. Jumlah itu signifikan untuk mereka yang harus melakukan kompetisi olahraga.
Perubahan pada massa otot biasanya baru tampak setelah 3 minggu jeda latihan beban. Pada atlet, mereka baru akan mengalami perubahan setelah 4 minggu, kecuali jika mereka memang butuh kekuatan dan koordinasi yang kuat, penurunannya akan terjadi dalam 2 minggu. Massa otot akan berkurang dalam 2-3 minggu.