Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Di Balik Keberuntungan Ego Bisa Dikunjungi David Beckham, Ternyata Terselip Kisah Sedih yang Mengharukan

By Muhammad Shofii - Selasa, 3 April 2018 | 21:58 WIB
Duta Kehormatan UNICEF David Beckham tertawa bersama Sripun (15) dan temannya, Ego, di rumah nenek Ego di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 27 Maret 2018. Sripun diunjuk oleh lingkungannya untuk menjadi agen perubahan dan berpartisipasi dalam program anti-bullying yang diinisiasi UNICEF. ( dok. UNICEF/Indonesia/Modola )

Masih ingat Sripun, 15 tahun, siswi SMPN 17 Semarang, Jawa Tengah, yang secara khusus ditemui duta kehormatan UNICEF David Beckham di sekolah? Pemain sepak bola legendaris itu bahkan sempat mengunjungi rumah Sripun, Selasa (27/3/2018).

Ternyata, Beckham tak hanya berkunjung ke rumah Sripun. Dia juga ngobrol khusus dan mengunjungi rumah siswa bernama Ego Krisna Yulianto.

Siswa pria itulah yang muncul dalam beberapa foto Sripun dan Beckham. Ego adalah siswa kelas VIII di SMPN yang sama dengan Sripun.

Dia sehari-hari tinggal bersama neneknya di Kelurahan Pancursari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Sehari-hari, Ego ikut membantu neneknya bekerja membuat tas anyaman.

Kehidupan Ego ini menarik perhatian Beckham. Apalagi, dia juga termasuk salah satu dari 40 agen perubahan untuk program anti-bullying di sekolah bersama Sripun.

“Kemarin ditanya Beckham kegiatannya apa saja, sepulang sekolah apa saja,” kata Ego yang didampingi guru dan kepala sekolah saat ditemui di sekolahnya, Rabu (28/3/2018).

“Saya jawab, bantu Mbah bikin tas keranjang,” ucapnya.

Kepada Beckham, Ego bercerita bahwa dirinya tinggal bersama neneknya.


Sripun dan Ego, pelajar di Kota Semarang yang beruntung dikunjungi David Beckham.(kompas.com)

Orangtuanya bekerja, namun jarang pulang. Ego mengaku sangat terkejut ketika Beckham hendak ke rumahnya.

Tidak ada persiapan sama sekali untuk menyambut suami dari Victoria Beckham itu. Dia baru diberi tahu saat Beckham sudah berada di sekolahnya.

(Baca juga: Cantik dan Seksi! Yuk Intip Potret Sandra Olga Ketika Menjadi MC World Press Briefing Asian Games 2018)

Lalu mereka diantar pada siang hari ke rumahnya setelah selama hampir 3 jam berada di sekolah dan rumah Sripun. Selama kurang lebih 15 menit, Beckham berbincang di rumah Ego. Di ujung pertemuan, Beckham membeli sebuah tas anyaman warna kuning buatan nenek Ego.

Tas itu, lanjut Ego, akan diberikan kepada anaknya yang paling kecil. “Beckham beli tas. Mau dikasih sama nenek, tetapi dia enggak mau, terus dia beli satu. Tasnya warna kuning. Katanya buat anaknya yang kecil,” ucapnya.

Pesan Beckham

Beckham pun menyemangati Ego untuk tidak berhenti belajar dan bekerja keras. Dengan begitu, cita-cita yang dikehendakinya bisa tercapai. “Saya bercita-cita ingin menjadi pengusaha. Ingin membesarkan usaha nenek. Saya diminta belajar dan meraih impian,” ucapnya.

Selain berswafoto dengan Beckham, Ego juga meminta tanda tangan khusus di karikatur bergambar dirinya. Karikatur sebelumnya dibuatkan oleh guru seni di SMP tersebut. “Iya minta tanda tangan di foto (karikatur) saya,” ucapnya. Setelah dari rumah Ego, Beckham kemudian menuju ke PAUD di dekat rumahnya.

Sementara itu, guru yang juga Wakil Kepala SMPN 17 Semarang Kurniawan Sutrisnadi mengatakan, Beckham tertarik mengunjungi rumah Ego karena profilnya yang menarik. Dua siswa, Ego dan Sripun, dipilih langsung oleh UNICEF dan Beckham dari 40 agen perubahan.

“CV Ego dan Sripundati itu menarik karena dari keluarga marginal. Tapi mereka punya semangat belajar tinggi dan masuk 3 besar,” ujar Kurniawan. Sementara Ego, lanjut dia, setiap hari membantu membikin tas anyaman. Kala libur, Ego bahkan ikut bekerja serabutan untuk memenuhi nafkah keluarga. “Kalau libur (Ego) jadi tukang batu,” tambahnya.

Ego dan Sripun merupakan salah satu agen perubahan di sekolahnya. Para agen itu sebagian besar adalah mereka yang menjadi korban bullying dan sebagian lainnya pernah menjadi pelaku bullying.

Bullying terjadi di lingkungan di sekolah. Tidak jarang antar siswa saling mengejek, bahkan memanggil seseorang dengan nama orangtuanya, lalu mengejek warna kulit.

“Semua itu masuk bullying dan itu pengaruh besar pada anak. Nah, Ego ini stigmanya paling nakal dan ternyata bisa diubah melalui pendekatan itu,” tandasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P