Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sejarah Hari Ini - Roy Keane Akhiri Karier Gelandang Man City

By Dimas Wahyu Indrajaya - Sabtu, 21 April 2018 | 20:08 WIB
Kapten Manchester United, Roy Keane, melontarkan kalimat kasar pada gelandang Manchester City, Alf-Inge Haaland yang sedang terkapar di laga derbi Manchester, pada 21 April 2001. (THESCORE)

Kapten Manchester United periode 1997-2005, Roy Keane, dikenal karena karakter kerasnya.

Tak jarang Keano, sapaan akrabnya, terlibat pertengkaran di lapangan pertandingan dengan lawan.

Meski memiliki fisik prima sebagai gelandang bertahan pada umumnya, Keane juga sama seperti pemain biasa, ia juga bisa cedera.

Cedera paling parah diterimanya pada musim 1997-1998.

Saat itu MU sedang bertandang di kandang Leeds United dalam ajang Liga Inggris.

Keane bernasib sial di laga itu karena saat timnya tertinggal 0-1 ia harus ditarik keluar.

Berusaha mengejar bola umpan Ronny Johnsen, Keane tiba-tiba terjatuh di dalam kotak penalti saat ditempel ketat oleh gelandang Leeds, Alf-Inge (Alfie) Haaland.

Melihat Keane yang terjatuh dan terkapar di kotak penalti Haaland tampak kesal.

Pemain asal Norwegia merasa kapten MU itu sedang berakting kesakitan agar timnya mendapat hadiah penalti.

"Bangun dan berhenti berpura-pura!" kata Haaland pada Keane yang tengah kesakitan di laga yang berakhir 1-0 untuk kemenangan Leeds.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Alf-Inge Haaland Anggap Kapten MU Roy Keane Akting Cedera)

Nyatanya Keane memang divonis cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) dan mesti absen hingga akhir musim.

Usai sembuh, bukan berarti Keane melupakan kejadian di laga menyesakkan bagi MU itu.

Bara dendam masih ada dalam diri Keane karena sindiran Haaland yang salah sasaran.

Empat tahun berselang, Haaland mendapatkan karma karena Keane menuntaskan balas dendamnya.

Keduanya kembali bertemu saat Manchester United melakoni partai derbi melawan Manchester City pada 21 April 2001.

Di tahun itu Haaland sudah berganti klub dengan memperkuat Citizens.

Laga berlangsung sengit di Stadion Old Trafford dimana saat memasuki pengujung akhir laga skor sama kuat, 1-1.

Memasuki menit 85', Keane menuntaskan balas dendamnya pada Haaland saat keduanya berebut bola.

Kaki kanan Haaland ditendang oleh sepakan tinggi Keane yang membuat sang pemain terpelanting jatuh ke tanah.

Wasit David Elleray langsung memberikan kartu merah pada Keane usai pelanggaran itu terjadi.

Tanpa protes, Keane berjalan ke luar lapangan dan sempat melontarkan kalimat pada Haaland yang mendapat perawatan medis.

Pastinya tak jelas apa yang dikatakan Keane pada Haaland, namun pria asal Republik Irlandia itu menuangkan segalannya di buku otobiografinya termasuk sumpah serapah pada sang lawan.

"Saya sudah menunggu sejak lama (untuk balas dendam). Saya hantam dirinya dengan keras. 'Rasakan itu, bajingan. Dan jangan coba-coba mengejek kalau diriku tak cedera'," tulis Keane dalam buku Keane: The Autobiography yang terbit pertama kali pada 2002.

"Saya tak menunggu (wasit menunjukkan) kartu (merah). Saya langsung berbalik dan berjalan ke ruang ganti."

Pasca pertandingan, Haaland buka suara.

Menurutnya Keane bisa saja membuat cederanya lebih parah dari yang ia bayangkan.

"Saya senang kaki saya sedang tidak menyentuh tanah, kalau tidak ia bisa membuat cedera yang lebih parah," ucap Haaland pada BBC.

Lalu, apakah Keane menyesal sudah mencederai Haaland di laga itu?

Dalam wawancara bersama The Guardian pada 2002 Keane menjawab pertanyaan itu menanggapi aksi brutalnya pada Haaland.

"Tidak (menyesal). Bahkan saat di ruang ganti saya tak mempunyai rasa penyesalan."

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Tekel Brutal Si Tukang Jagal Bilbao Andoni Goikoetxea Patahkan Kaki Diego Maradona)

"Saya sudah kepalang kesal padanya. Yang terjadi terjadilah. Ia mendapatkan hadiahnya."

"Ia membuat saya sebal dan perilaku yang saya tunjukkan mata dibalas mata."

Pasca kejadian itu Keane mendapat larangan bertanding sebanyak lima laga dan denda 150 ribu poundsterling.

Mungkin Keane bisa bertanding lagi usai lepas larangan bertanding, namun tidak untuk Haaland.

Cedera membuat Haaland mengakhiri karier lebih cepat pada tahun 2003.

Sempat menampik pensiun dininya karena cedera yang diakibatkan tekel Keane, Haaland pada 2008 secara tak langsung mengakui hal itu.

"Lutut saya masih sakit dan rasa sakit itu tak kunjung pergi, itulah yang saya hadapi."

"Apakah tekel itu mengakhiri karier saya? Bagaimana ya, (bisa dilihat) saya tak bermain lagi secara penuh, 'kan?" kata Haaland pada DailyMail.

Tetapi enam tahun kemudian Haaland kembali menampik dirinya menyalahkan perbuatan kasar Keane.

Tepat saat peluncuran buku kedua Keane yakni The Second Half, Haaland menceritakan perasaannya saat tampil sebagai bintang tamu di BBC Radio 5.

"Saya tak menyalahkan dirinya karena sudah menendang saya. Yang saya beri perhatian dan khawatirkan adalah pernyataan dirinya di buku pertamanya dimana ia ingin balas dendam."

"Dan saya tidak memikirkan bagian (aksi brutal) itu bagian dari sepak bola."

Saat ditanya bagaimana rasanya jika akan bertemu lagi, Haaland menjawab dengan senda gurau.

Haaland juga memuji Keane yang memiliki karier yang baik dan merasa Keane-lah yang akan merasa sungkan bertemu dengannya.

"Saya mungkin bakal lari!"

"Tidak, saya sudah tahu bagaimana menanggapinya."

"Saya tak menyalahkan dirinya. Ia pesepak bola yang baik, bermain di tim yang sangat bagus."

"Saya tidak pernah mengakhiri karier saya, faktanya saya sudah bermain terlalu banyak di Inggris."

"Saya tak masalah berbicara dengannya, mungkin malah dia yang bermasalah (jika) berbicara dengan saya," pungkas Haaland dikutip BolaSport.com dari The42 yang tayang pada 2017.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P