Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Liverpool tanpa satu kemenangan pun sepanjang September 2017. Rentetan hasil jelek ini bisa bertambah panjang saat mereka berkunjung ke rumah Leicester City, Sabtu (23/9/2017).
Penulis: Theresia Simanjuntak
Pada pertengahan pekan ini, Liverpool tersingkir dari Piala Liga 2017-2018. Rival yang mempermalukan mereka ialah Leicester lewat kemenangan 2-0 di King Power Stadium.
Hasil melawan Si Rubah berarti Liverpool menelan dua kekalahan dan dua seri dalam empat gim yang telah mereka jalani bulan ini.
Badai sepertinya masih berlanjut di kubu The Reds. Beberapa tahun terakhir, mereka kerap dibikin susah oleh Leicester.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Mengaku Ingin Pensiun di Tim Ducati)
Faktanya, sejak Juergen Klopp bertugas di Anfield pada 2015, Liverpool selalu kalah saat bertanding di rumah Leicester.
Apabila masih sulit kembali ke jalur kemenangan akhir pekan ini, posisi Klopp sebagai manajer Liverpool tentu saja terancam.
Apalagi, publik telah mengetahui rekor eks arsitek skuat Borussia Dortmund itu kalah mengesankan dibandingkan bos Liverpool sebelumnya, Brendan Rodgers.
(Baca Juga: Langgar Aturan Transfer FIFA, Dua Klub Spanyol Ini Berpotensi Ikuti Jejak Barcelona dan Real Madrid)
Gim melawan Leicester (19/9/2017) merupakan laga ke-108 Klopp di Liverpool. Total kemenangannya cuma 54 kali.
Bandingkan dengan Rodgers, yang meraup 59 kemenangan dengan total partai yang sama.
Fleksibel
Banyak pihak yang mencoba menganalisis performa Liverpool belakangan.
Klopp yang tidak fleksibel soal strategi bermain dianggap sebagai biang kerok.
Klopp pemuja gegenpressing. Taktik di mana tim harus secepat mungkin merebut bola yang dicuri oleh lawan memang sukses ia terapkan di Jerman bersama Dortmund.
(Baca Juga: Raup Sembilan Poin dari Gol pada Menit Berdarah, Pelatih Bhayangkara FC Ungkap Rahasia Tim)
Namun, hal itu tak berlaku di Inggris.
Kompetisi di Inggris disebut melelahkan fisik. Gegenpressing semakin menguras tenaga awak Liverpool, yang harus cepat berakselerasi antara menyerang dan bertahan.
Liverpool, yang susah menang di September, merupakan bukti otentik bahwa para lawan sudah menemukan antitesis taktik Klopp.
(Baca Juga: AC Milan Belum Menyerah untuk Dapatkan Wonderkid Pencetak Rekor Liga Italia)
Merseyside Merah sejauh ini menderita 16 gol lawan di seluruh kompetisi.
Delapan kebobolan terjadi di 15 menit akhir babak pertama atau kedua.
Gegenpressing ala Klopp memperlihatkan dua hal bertolak belakang musim ini: lini depan kelas atas dan lini belakang level semenjana.
(Baca Juga: MotoGP Aragon 2017 - Marc Marquez Beberkan Alasan Valentino Rossi Lakukan Comeback di Aragon)
Liverpool punya barisan penyerang berkaki cepat. Trio Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane memukau.
Akan tetapi, para bek mereka tidak punya karakter yang cocok untuk mengaplikasikan gegenpressing sehingga pertahanan begitu rapuh.
Sepertinya Klopp perlu lebih fleksibel terkait taktiknya, tak terlalu ngotot untuk kembali memeragakan gegenpressing melawan Leicester.
(Baca Juga: Kalahkan Delle Alli, Marco Asensio Jadi Pemain Muda Terbaik Versi Media Prancis)
Apalagi, tanpa Mane yang masih menjalani suspensi, Liverpool terbukti kurang tajam.
Sejak Mane dikartu merah wasit pada laga melawan Manchester City (9/9/2017), Liverpool cuma bisa menyarangkan tiga gol.
Klopp diharapkan mau menerapkan gegendefending.
(Baca Juga: Aturan Baru FIA, Ini yang Harus Dilakukan Sean Gelael agar Bisa Membalap di F1)
Maksudnya, pelatih asal Jerman itu mau lebih memikirkan agar anak asuhnya bertahan lebih disiplin di segala situasi. Terlebih, tuan rumah bisa mengancam via bola mati.
Perlu Klopp sadari, para striker Leicester seperti Jamie Vardy, Shinji Okazaki, dan Islam Slimani telah mencetak gol di berbagai ajang musim ini.
Selain itu, The Foxes sudah mencetak lima gol dari bola mati, termasuk dua penalti, di EPL 2017-2018. Catatan ini cuma kalah dari Manchester United (6 gol).
Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada
PRAKIRAAN FORMASI
LEICESTER (4-4-2): 1-Schmeichel (K); 2-Simpson, 5-Morgan, 15-Maguire, 28-Fuchs (B); 26-Mahrez, 21-Iborra, 10-King, 11-Albrighton (G); 20-Okazaki, 9-Vardy (P). Cadangan: 12-Hamer, 18-Amartey, 16-Dragovic, 3-Chilwell, 7-Gray, 8-Iheanacho, 19-Slimani. Pelatih: Craig Shakespeare
LIVERPOOL (4-3-3): 22-Mignolet (K); 12-Gomez, 32-Matip, 6-Lovren, 18-Moreno (B); 23-Can, 14-Henderson, 5-Wijnaldum (G); 11-Salah, 9-Firmino, 10-Coutinho (P). Cadangan: 1-Karius, 50-Markovic, 66-Alexander- Arnold, 17-Klavan, 7-Milner, 21-Ox-Chamberlain, 29-Solanke. Pelatih: Juergen Klopp (Jer)
PREDIKSI