Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemunculan sosok Harry Kane sebagai salah satu striker paling tajam di dunia saat ini tergolong tidak biasa dibandingkan dengan bomber-bomber terbaik lainnya.
Rata-rata bakat para pemain besar sudah tampak ketika mereka masih belia.
Mereka biasanya memiliki label sebagai wonderkid atau bocah ajaib.
Lihat saja awal karier Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo.
Dengan usia belia, mereka sudah tampil hebat sebelum menjadi seorang megabintang.
Namun, kehadiran Harry Kane tergolong tiba-tiba.
Bahkan, pemain yang kini berusia 24 tahun itu awalnya hanya diplot sebagai pelapis.
Sebelum promosi ke tim utama Tottenham, Kane sempat dipinjamkan ke Leyton Orient pada 2010-2011 dan Millwall 2011-2012.
Bersama Leyton, Kane berhasil mencetak lima gol dari 18 laga League One, kasta ketiga Liga Inggris.
Pindah ke Millwall, ia menyumbangkan tujuh gol dari 22 laga Championship, tingkat kedua Liga Inggris.
Kane baru berhasil mendapatkan debutnya bersama tim utama Tottenham pada Liga Inggris 2012-2013.
(Baca Juga: Indonesia Vs Kamboja - Ini Bukti Bahwa Si Anak Hilang Masih Belum Bisa Menjadi Pilihan Utama Luis Milla)
Musim itu, ia hanya sempat tampil sekali dengan durasi empat menit sebelum dipinjamkan ke Norwich City pada awal musim.
Karena gagal mendapat tempat di tim utama Norwich dengan hanya tampil tiga kali dan tanpa mencetak gol, Kane dipinjamkan lagi ke Leicester City pada Februari 2013.
Bersama Leicester yang saat itu masih berkompetisi di divisi Championship, Kane hanya tampil 14 kali dan mencetak dua gol.
Performa bersama dua klub tersebut kurang memuaskan Tottenham.
Alhasil, ia pun hanya menjadi pelapis Roberto Soldado, Emmanuel Adebayor, dan Jermain Defoe pada 2013-2014.
Kane pun hanya mendapat kesempatan tampil 10 kali di Liga Inggris dari Manajer Spurs saat itu, Tim Sherwood.
Baru pada musim 2014-2015, Kane tiba-tiba menggila lantaran mendapatkan kesempatan tampil beberapa kali dari manajer baru Spurs pada saat itu, Mauricio Pochettino.
Tampil sebagai pengganti Soldado dan Adebayor yang mandek mencetak gol pada awal musim, Kane langsung menjadi pilihan utama hingga saat ini
Gol kemenangan kontra Aston Villa pada 2 November 2014 menjadi pintu masuk buat Kane.
Kane yang pada musim itu masih berstatus sebagai pelapis, tiba-tiba menjadi andalan utama dengan mencetak 21 gol.
Jumlah tersebut jauh menggungguli Soldado dan Adebayor yang jika dikombinasikan, keduanya hanya mampu mencetak tiga gol di Liga Inggris.
(Baca Juga: Ini Keputusan Ancelotti Setelah Dipecat Bayern, Klub Peminat Siap Gigit Jari)
Keraguan soal ketajaman Kane bakal tetap terjaga pada musim 2015-2016 sempat muncul setelah dirinya kesulitan mencetak gol pada sepanjang Agustus.
Seiring berjalannya waktu, Kane berhasil membuktikan bahwa ketajamannya itu bukan sesuatu yang semu dengan mencetak 25 gol pada Liga Inggris musim 2015-2016.
Kini, Kane telah berhasil menyumbangkan 108 gol dan 21 assist untuk Tottenham dalam 170 laga di semua ajang dengan durasi tampil 9.147 menit
Artinya, dia mencetak satu gol setiap 84,7 menit.
Dengan usia yang masih muda, Kane berpeluang untuk melampaui torehan pencetak gol terbanyak Tottenham sepanjang masa yang masih dipegang Jimmy Greaves dengan 268 gol dari 381 laga.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on