Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mahar 23,6 juta poundsterling dikucurkan demi mendatangkan pemain berusia 25 tahun tersebut.
Namun sayang, sosok yang digadang-gadang menggantikan peran Ross Barkley tersebut hanya mendapatkan sedikit kesempatan bermain di skuat Merseyside Biru.
(Baca Juga: Antara Juventus, Napoli, Duo Milan dan AS Roma, Siapa yang Pendukungnya Paling Rajin Ke Stadion?)
Penyerang: Guido Carrillo (AS Monaco ke Southampton)
Nama Guido Carrillo memang tak terlalu akrab bagi pecinta sepak bola.
Namun jangan salah, Carillo merupakan salah satu pemain penting saat AS Monaco menjadi jawara Liga Prancis dan masuk ke semifinal Liga Champions.
Dibeli dengan mahar 19 juta poundsterling oleh Soton pada bursa transfer Januari, Carillo yang diharapkan bisa ubah nasib Southampton ternyata belum bisa berbicara banyak.
Pemain berusia 26 tahun ini terlihat keulitan beradaptasi di Liga nggris, yang masih tumpul cetak gol meski dengan menit bermain lebih banyak dibanding saat membela AS Monaco.
Penyerang: Alvaro Morata (Real Madrid ke Chelsea)
Sebagai seorang striker utama Chelsea, Alvaro Morata memang bukan pemain yang tumpul di Liga Inggris.
Morata memang berhasil cetak 11 gol dalam 29 pertandingan pada musim perdananya di Liga Inggris.
Namun, harga beli yang mencapai 60 juta poundsterling menjadi faktor pengukur dan memunculkan tanda tanya, apakah Morata dibeli terlalu mahal dari Real Madrid?
Belum lagi, beberapa kritikan kerap tertuju pada sang pemain terlebih kala Morata tak bisa cetak gol dalam waktu lama, seperti saat periode bulan Desember-April 2018.
Penyerang: Kelechi Iheanacho (Manchester City ke Leicester City)
Menggantikan peran Jamie Vardy di lini depan Leicester City memang tak mudah, termasuk bagi Kelechi Iheanacho.
Sebagai seorang pelapis berharga 25 juta poundsterling saat dibeli, Iheanacho bukanlah pemain yang spesial.
Catatan satu gol dari 19 penampilan di Liga Inggris menjadi bukti bahwa tak sedikit penggemar The Foxes, julukan Leicester City, nyinyir bahwa sang pemain kemahalan.
Meski catatkan statistik lebih baik di ajang Piala Liga Inggris dan Piala FA, dengan catatan lima gol, namun Kelechi Iheanacho kerap kali dikritik karena gaya permainannya tak klop dengan skema permainan Leicester City.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on