Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Profesor Arsenal Perlu Les dengan Pep Guardiola agar Uang Rp 1,9 Triliun Tak Terbuang Sia-sia

By Kautsar Restu Yuda - Jumat, 2 Maret 2018 | 09:33 WIB
Ekspresi Manajer Manchester City, Josep Guardiola (kanan), dan Manajer Arsenal, Arsene Wenger, dalam laga final Piala Liga Inggris di Stadion Wembley, London, pada 25 Februari 2018. (GLYN KIRK/AFP)

Sudah saatnya juru taktik Arsenal, Arsene Wenger, mengikuti les dengan manajer Manchester City, Pep Guardiola.

Arsene Wenger kembali menelan pil pahit karena Arsenal tumbang dari Manchester City.

Pada laga lanjutan Premier League di Stadion Emirates, Jumat (2/3/2018), Manchester City memukul Arsenal dengan skor 3-0.

Para pendukung Arsenal patut khawatir dengan tim pujaannya jika menilik performa musim ini, khususnya pascabursa transfer Januari.

Sebab Arsenal hanya mengamankan dua kemenangan pada medio yang sama.

(Baca Juga: Zinedine Zidane Ingin Pulangkan Pemain Chelsea Senilai Rp 398,6 Miliar)

Selain itu Meriam London tak pernah mencetak gol di tiga dari enam laga terakhir di semua kompetisi.

Salah satu penyebab masalah tersebut adalah lini depan yang tumpul dan sektor tengah yang kurang kreatif.

Berbicara soal kreativitas dua nama terdepan yang sangat dekat dengan kata tersebut adalah Mesut Oezil dan Henrikh Mkhitaryan.

Pasalnya, Oezil dan Mkhitaryan merupakan tipikal pemain kreatif yang beroperasi di lini kedua.

Reputasi Mesut Oezil sebagai kreator serangan dan pencipta assist sudah dikenal sejak bergabung dengan Real Madrid.

Begitu juga dengan Henrikh Mkhitaryan yang tampil menjanjikan saat berseragam Shakhtar Donetsk dan Borrusia Dortmund.

Memaksimalkan kinerja dua playmaker kelas wahid secara bersamaan memang tidak mudah.

Arsene Wenger hingga kini belum menemukan skema yang mampu mengakomodir kemampuan terbaik Oezil dan Mkhitaryan.

(Baca Juga: Pep Guardiola: Dia Tak Akan Pergi Selama Saya Melatih Manchester City)

Sebagai contoh, Oezil hanya mendapat nilai 5,7, sementara Mkhitaryan 6,9 pada laga dini hari tadi, seperti dikutip BolaSport.com dari Whoscored.

Untuk segera mendapat formula terbaik, Wenger perlu belajar dari Pep Guardiola.

Manchester City tampil superior sepanjang musim dengan mampu memainkan dua gelandang bertipikal playmaker secara bersamaan, yaitu Kevin De Bruyne dan David Silva.

Gelontoran gol Manchester City sering kali datang dari assist De Bruyne dan Silva.

(Baca Juga: Kejam! Hanya karena Tak Beri Umpan pada Cristiano Ronaldo, Pemain Ini Ditendang dari Real Madrid)

Keberadaan kedua pemain itu memanjakan trio lini depan The Citizens, yaitu Leroy Sane, Sergio Aguero, dan Raheem Sterling.

Manchester City sudah mencetak 82 gol di Premier League dan 44 gol berasal dari ketiga pemain tersebut.

Kebutuhan Wenger untuk menemukan formula yang pas bagi duet Oezil dan Mkhitaryan berkaitan juga dengan performa Pierre-Emerick Aubameyang.

Aubameyang yang di datangkan dengan status pembelian termahal sepanjang sejarah Arsenal (63 juta euro atau Rp 1,14 triliun) adalah tipikal striker "manja" di kotak penalti atau sering disebut poacher.

Mantan penyerang AC Milan itu sudah mencetak 99 gol bagi Borussia Dortmund (98 gol) dan Arsenal (1 gol).

Dari jumlah tersebut, 97 gol diantaranya dicetak di kotak penalti.

(Baca Juga: Cesc Fabregas Dilarang Masuk Ruang Ganti Chelsea Usai Kekalahan Telak dari Bournemouth)

Striker dengan tipikal seperti Aubameyang membutuhkan suplai umpan matang dari lini kedua.

Belum lagi Arsenal juga memiliki striker termahal kedua klub, Alexandre Lacazette (53 juta euro atau Rp 894 miliar) yang baru mencetak sembilan gol.

Jadi agar uang sebesar Rp 1,9 triliun tidak menjadi mubazir, maka Profesor Wenger perlu segera les dengan Guardiola.

(Baca Juga: Ternyata Pep Guardiola Tinggalkan Barcelona karena Jose Mourinho!)


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P