Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Meskipun Mustafi lahir dan memilih kewarganegaraan Jerman, orang tuanya memang asli berdarah Albania.
(Baca Juga: Alisson Becker Bikin Blunder, Akankah Nasibnya seperti Loris Karius?)
Gejolak politik pasca-keruntuhan Yugoslavia pada 1991 membuat sejumlah negara terjebak dalam situasi perang dan konflik.
Kondisi itu termasuk melanda warga keturunan Albania yang tinggal di Yugoslavia.
Meski warga keturunan Albania telah memisahkan diri dari rezim komunis Yugoslavia, ketimpangan sosial tetap terjadi dalam naungan negara baru, Serbia.
Mereka akhirnya kembali memisahkan diri dan membentuk Negara Kosovo pada 2008, meski saat itu belum diakui secara hukum oleh Serbia.
Sebelumnya, selebrasi bermuatan politik ini pernah dilakukan oleh Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri, pemain Swiss yang berdarah imigran Kosovo.
(Baca Juga: Blunder Alisson Becker adalah Buah Permainan Liar Liverpool)
Xhaka and Shaqiri grew up in Switzerland because of the Serbian repression in Kosovo, in the 1990s. Today, while they are whistled by serbian supporters they each score a goal and celebrate with the gesture of the Albanian eagle, eliminating (surely soon) Serbia pic.twitter.com/U4xDCaYJo5
— Albanopolis (@AlbanologyFacts) June 22, 2018
Xhaka dan Shaqiri melakukan selebrasi burung elang tersebut saat membawa timnas Swiss menekuk timnas Serbia 2-1 pada fase grup Piala Dunia 2018.
Seolah mereka menyuarakan keberhasilan melakukan pembalasan dendam atas penindasan kaum keturunan Albania kepada Serbia.
Asosiasi Sepak Bola Dunia, FIFA, pun menjatuhkan denda sebesar 10.000 franc Swiss (senilai Rp152,98 juta) kepada mereka.
FIFA sangat menentang segala jenis demonstrasi berbau politik dalam sepak bola, termasuk selebrasi di atas lapangan.
Shkodran Mustafi pun bisa terancam mendapatkan sanksi serupa.