Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rumput yang Bergoyang, Kunci Keberhasilan Pep Guardiola di Manchester City

By Taufan Bara Mukti - Jumat, 6 April 2018 | 21:16 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengenakan pita kuning di pertandingan melawan Liverpool di Anfield pada 14 Januari 2018. (OLI SCARFF / AFP)

Ujar-ujar "tanyakan kepada rumput yang bergoyang" bisa menjadi sumber keberhasilan, lihatlah kiprah Pep Guardiola di Manchester City pada musim ini. 

Manchester City tampil dominan di Liga Inggris dan selangkah lagi memastikan diri sebagai juara jika mampu mengalahkan Manchester United, Sabtu (7/4/2018).

Setelah mengalami kegagalan pada musim perdana membesut Manchester City, Pep Guardiola tak mau mengulangi musim ini.

Setidaknya, pondasi awal tim berjuluk The Citizens sudah dibentuk oleh Guardiola.

Dilansir BolaSport.com dari New York Times, beberapa pekan setelah ditunjuk sebagai pelatih baru Manchester City pada 2016, Guardiola mengadakan pertemuan dengan staf Stadion Etihad.

"Saya takkan mengubah gaya saya di sini," kata Guardiola pada Oktober 2016. 

Bagi Guardiola, pertemuan itu bersifat sangat penting karena menyangkut kesuksesan dirinya membesut Manchester City nantinya.

(Baca Juga: Jelang Derbi, Bus Merah ala Mourinho Muncul di Tengah Kota Manchester)

Sebab, Guardiola membutuhkan bantuan staf lapangan untuk merombak lapangan seperti yang dikehendakinya.

Yang paling utama ditekankan adalah rumput Stadion Etihad tak boleh lebih tinggi dari 19 milimeter.


Penyerang Manchester City, Gabriel Jesus, merayakan gol bersama rekan-rekannya pada laga Liga Inggris kontra Everton di Stadion Goodison Park, Liverpool, Sabtu (31/3/2018). ( PAUL ELLIS/AFP )

Rumput stadion sepanjang itu jugalah yang menjadi syarat dari dirinya ketika menangani Barcelona dan Bayern Muenchen.

Namun staff lapangan memberikan sedikit masukan bahwa cuaca di Manchester sedikit lebih sejuk daripada Barcelona dan Muenchen.

Lebih lanjut, iklim di Manchester juga lebih basah dan lembab ketimbang dua kota tersebut.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Sihir Lionel Messi Meluluhlantakkan Arsenal)

Oleh karena itu, akan lebih susah untuk menjaga ketinggian rumput tak lebih dari 19 milimeter.

Akhirnya tercapailah kesepakatan bahwa pada musim dingin, tinggi rumput di Stadion Etihad diperbolehkan mencapai 23 milimeter.

Selain tinggi rumput, Guardiola juga meminta lapangan harus selalu basah, namun tidak becek.


Manajer Manchester City, Josep Guardiola (kanan), bersalaman dengan Manajer Chelsea, Antonio Conte, sebelum dimulainya laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Manchester, pada 4 Maret 2018. ( OLI SCARFF/AFP )

Hal itu agar skema permainan umpan-umpan pendek yang diterapkan Guardiola bisa berjalan dengan baik di atas lapangan.

Karena itu, staff Manchester City kini lebih sering menyirami lapangan dibandingkan dengan era sebelum Pep.

Bahkan, ada saat di mana alat penyiram rumput hanya dimatikan ketika para pemain keluar untuk berlatih, hal itu untuk memastikan bahwa permukaan lapangan sesuai dengan yang diinginkan Guardiola.

Perfeksionisme Guardiola itulah yang dinilai menjadi kunci sukses The Citizens mencetak gol, meraih kemenangan, dan memecahkan rekor sepanjang musim ini.

(Baca Juga: https://www.bolasport.com/spanyol/260975-jelang-derbi-ibu-kota-real-madrid-diterpa-kabar-buruk?page=1)

Kini, Guardiola selangkah lagi memetik hasil kerja kerasnya yang berbuah sangat manis.

Manchester City bisa memastikan gelar juara Liga Inggris di Stadion Etihad, rumah mereka sendiri.

Satu lagi yang lebih spesial, Manchester City bisa melakukan selebrasi dan upacara kemenangan di depan rival sekota mereka, Manchester United, selaku calon lawan mereka pada pertandingan selanjutnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P