Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cara presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, dalam memperlakukan FC Barcelona akhir-akhir ini membuat kepantasan dirinya sebagai pemimpin operator liga semakin dipertanyakan.
Kondisi Catalunya yang merupakan basis FC Barcelona saat ini tengah memanas.
Hal ini disebabkan oleh niat salah satu regional di Spanyol itu untuk menggelar referendum demi memerdekakan diri pada Minggu (1/10/2017).
Berdasarkan undang-undang Spanyol, referendum adalah sesuatu yang ilegal.
Alhasil, sikap keras kepala dari masyarakat Catalunya untuk memerdekakan diri itu membuat kepolisian Spanyol turun tangan dan menghadirkan kerusuhan di berbagai tempat di Catalunya.
Jadwal referendum Catalunya itu pun bertepatan dengan pertandingan La Liga Spanyol antara FC Barcelona menghadapi Las Palmas di Stadion Camp Nou, Minggu (1/10/2017).
Barcelona sempat meminta izin kepada pihak La Liga Spanyol untuk memundurkan jadwal pertandingan agar para pendukung mereka bisa tetap menyaksikan pertandingan.
(Baca Juga: Referendum Catalonia - Teriak Merdeka Makin Membahana, Barcelona di Ujung Dilema)
Namun, hal ini langsung ditolak Javier Tebas. Pria berusia 55 tahun itu bahkan memberiklan ancaman kepada Barcelona juga gagal menggelar laga sesuai dengan jadwalnya.
Ancaman terbesar yang dilayangkan Tebas kepada Barcelona jika batal menggelar pertandingan ini berupa pemotongan enam poin.
Hal ini seakan menunjukkan unsur politis dan tidak memberikan toleransi kepada Barcelona, mengingat kondisi di sekitar tempat pertandingan tengah tidak kondusif untuk menggelar laga.
Alhasil, Barcelona pun tetap menggelar pertandingan di Camp Nou di hadapan 90.000 bangku kosong.
Sedangkan di sisi lain, Tebas memberikan izin kepada pihak Las Palmas untuk memasukan unsur bendera Spanyol di seragam mereka pada pertandingan tersebut demi menyuarakan persatuan bagi negara mereka.
Ketidakberpihakan kepada Barcelona ini bukan kali pertama dilakukan Tebas.
Selama menjabat, keputusan-keputusan Tebas juga diduga telah menghadirkan perselisihan jangka panjang dengan Barcelona.
(Baca Juga: Gawat, Setelah 13 Tahun, Lionel Messi Dikabarkan Siap Meninggalkan Barcelona Karena Hal Ini)
Pria yang merupakan fan Real Madrid itu juga sosok yang dikenal sering mengedepankan pendapat pribadinya dalam menentukan keputusan secara terbuka.
Dengan sikapnya selama menjadi Presiden LFP dan tindakannya selama beberapa hari terakhir, Tebas dipandang tidak layak sebagai pemimpin.
Tebas juga tidak memiliki objektivitas yang sesuai sebagai pemimpin La Liga Spanyol demi menghadirkan keadilan kepada semua anggotanya, termasuk Barcelona.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on