Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Dampak Penerapan VAR di Piala Dunia 2018

By Beri Bagja - Rabu, 20 Juni 2018 | 06:10 WIB
Megabintang Argentina, Lionel Messi, mengeksekusi penalti dalam laga Grup D Piala Dunia 2018 kontra Islandia di Spartak Stadium, Moskow, Rusia pada 16 Juni 2018. (FRANCISCO LEONG/AFP)

Piala Dunia 2018 akan dikenang sebagai momentum debut penerapan Video Assistant Referee (VAR) di ajang akbar ini guna membantu kinerja wasit. Dalam aplikasinya, intervensi teknologi masih menghadirkan kontroversi.

Seperti dikutip BolaSport.com dari Telegraph, Rusia 2018 bisa dibilang sebagai Piala Dunia-nya VAR.

Piranti mutakhir pembantu kinerja wasit itu memberikan dampak sangat kentara terhadap pengambilan keputusan dalam laga.

Beberapa di antaranya bahkan amat menentukan hasil akhir yang diperoleh sebuah tim.

Menurut analisis Telegraph, penerapan Video Assistant Referee (VAR) memberikan empat dampak besar yang terwakilkan dalam statistik pertandingan setelah turnamen kelar berjalan satu putaran di grup.

Dampak pertama ialah penurunan angka rata-rata kartu merah, yakni 0,06 per partai tahun ini.

Jumlah itu merupakan rasio terendah dalam satu matchday Piala Dunia sejak 1986 (0).

(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Timnas Inggris di Fase Grup, Berat di Akhir)

Para pemain sepertinya tampil lebih berhati-hati karena sadar pergerakan mereka diawasi ketat oleh puluhan kamera pengintai.

Dampak kedua ialah penurunan rataan off-side, yakni 2,81 kali per laga yang menjadi rekor terendah di Piala Dunia.

Rasio off-side paling kecil sebelumnya ialah 3,13 kali per pertandingan pada Piala Dunia Inggris 1966.

Efek ketiga dari penerapan VAR adalah naiknya klaim dan pemberian tendangan penalti.

Setelah setiap tim melakoni satu pertandingan, sudah muncul rata-rata 0,56 penalti tiap laga atau totalnya sembilan kali.

Sebagai komparasi, pada Piala Dunia 2006 dan 2010 hanya muncul rataan 0,06 penalti per partai dalam kondisi fase yang sama.


Gelandang timnas Kroasia, Luka Modric, melepaskan tendangan dari titik penalti ke gawang Nigeria yang berujung gol pada laga penyisihan Grup D Piala Dunia 2018 di Kaliningrad Stadium, Sabtu (16/6/2018) waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.(PATRICK HERTZOG / AFP)

Dampak terakhir adalah melesatnya jumlah gol dari situasi bola mati yang mencapai kuota 55,3 persen dari total gol yang sudah tercipta sampai matchday 1 rampung di semua grup.

Catatan itu naik hingga 25 persen dibandingkan statistik 4 tahun lalu di Brasil 2014.

Peningkatan ini tak lepas dari evaluasi wasit yang memberikan tendangan penalti atau situasi set-piece lain setelah meninjau ulang lewat rekaman video.

Dari 9 penalti yang dimunculkan, tiga di antaranya merupakan hasil revisi keputusan menurut VAR.


Para pemain Senegal merayakan gol mereka ke gawang Polandia yang berawal dari tembakan Idrissa Gueye (tengah) yang menyebabkan gol bunuh diri bek Polandia, Thiago Cionek, dalam partai penyisihan Grup H Piala Dunia 2018 di Spartak Stadium, Moskow, 19 Juni 2018.(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM/TABLOID BOLA)

Kontroversi tetap menyeruak karena terdapat juga sederet keputusan yang diperdebatkan lantaran tetap merugikan satu pihak akibat wasit tak bisa selalu mengambil vonis melalui rekaman video.

"Saya tak terkejut dengan statistik-statistik itu. Tim, pemain, dan pelatih telah diperingatkan sangat tegas tentang tindakan mereka dan ada ketakutan terhadap VAR," kata Keith Hackett, eks wasit FIFA dan Premier League.

"Terdapat 33 kamera dalam setiap laga mengawasi setiap gerakan Anda. Hal itu menimbulkan dampak terhadap kedisiplinan dalam sisi positif," ujarnya, dikutip BolaSport.com dari Telegraph.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P