Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nava Boker mendesak FIFA untuk mengevaluasi rencana penetapan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
(Baca Juga: Selama Piala Dunia 2018, 25 Juta Serangan Teror Dihadapi Rusia!)
Bahkan, senator yang mendukung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ini melibatkan dua kelompok, Hizbullah dan Hamas, sebagai alasan besar Piala Dunia 2022 tidak boleh digelar di Qatar.
"Qatar dikenal karena dukungannya yang berkembang untuk organisasi Hamas dan Hizbullah," tulis Boker lewat surat terbukanya yang diterjemahkan The New Arab.
"Qatar juga telah membiayai dan masih membiayai negara Iran dalam terorisme ... dan sangat melanggar hak asasi manusia jutaan pekerja migran tidak berdokumen di bawah kekuasaannya," tulisnya menambahkan.
(Baca Juga: Membaca Mulut Indra Sjafri, Timnas U-19 Indonesia Dibentuk Tak Sekadar untuk Gelar Juara)
Di sisi lain, banyak negara yang masih mendukung Qatar untuk bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Terlebih, jika Qatar benar-benar menjadi tuan rumah, maka Piala Dunia edisi 2022 akan digelar pertama kali tidak sesuai tradisi.
Jika biasanya Piala Dunia selalau digelar pada musim panas, di bulan Juni hingga Juli, maka Piala Dunia kemungkinan akan digelar di musim dingin.