Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hal ini jugalah yang membuat Vatreni, julukan Kroasia, mampu bangkit meski tertinggal terlebih dahulu.
"Kami tidak meremehkan mereka, kami justru menghormati mereka karena kami menganalisa mereka. Kami tahu apa yang akan mereka lakukan dan di mana," ujar Zlatko Dalic dikutip BolaSport.com dari FourFourTwo.
"Kami memainkan pressing tinggi di lini belakang mereka dan kami menutup John Stones dan Jordan Henderson. Kami membuat mereka tak berkembang," ucapnya.
Kroasia, Tim Bermental Baja yang Selalu Sukses Balikkan Keadaan https://t.co/UDA3owpx7W
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 12 Juli 2018
Strategi ini membuat Kroasia menjadi lebih leluasa dalam menguasai bola.
"Kami membiarkan pemain tengah kami, (Luka) Modric dan (Ivan) Rakitic, menekan lini belakang mereka dan kami memiliki penguasaan bola," ujar Dalic.
(Baca Juga: The New Neymar Merasa Tegang dan Cemas Segera Bergabung dengan Real Madrid)
"Selama paruh pertama, saya mengatakan kepada pemain "tenang saat mengoper bola, jangan kehilangan konsentrasi". Kami menunjukkan bahwa kami adalah tim yang lebih baik di semua aspek permainan. Saya pikir ini adalah permainan terbaik kami. Kami bermain hari ini lebih baik daripada saat melawan Argentina," tuturnya.
Kroasia, yang sukses lolos ke final Piala Dunia pertama kalinya dalam sejarah, sudah ditunggu oleh Prancis pada partai puncak Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Minggu (15/7/2018).
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada