Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Very unfortunately, the pillaging of shops around the Champs-Elysées has led to riot police intervening. The greatest tragedy when a small number detract from something so beautiful such as the events of today. pic.twitter.com/eCmEcq0pZI
— Get French Football News (@GFFN) 15 July 2018
Dilansir BolaSport.com dari BFMTV, di daerah Oise, dekat Saint-Felix seorang pria berusia 30 tahunan tewas usai menabrakkan mobilnya ke sebuah pohon untuk merayakan keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018.
Sementara, satu orang di daerah Annecy diduga berusia 50 tahun tewas usai melompat ke sungai begitu wasit meniup peluit panjang laga final.
Air di sungai tersebut tak cukup banyak sehingga sang pria berakhir dengan leher yang patah.
Selain penggemar yang meninggal, pihak keamanan Prancis juga dipusingkan dengan aksi anarkisme massa.
Bahkan untuk membubarkan massa, pihak kepolisian terpaksa menembakan gas air mata.
(Baca juga: Murka karena Laga Terganggu, Dejan Lovren Banting Seorang Penyusup)
2 nutters have managed to climb an enormous lamp-post in Paris as World Cup winning celebrations run into the night. (@NandoChachalana) pic.twitter.com/0hMVfB5v4G
— Get French Football News (@GFFN) 15 July 2018
"Kerusuhan pecah pada tengah malam, karena banyak orang menolak untuk bubar," bunyi sumber Polisi di Prancis.
"Toko termasuk Apotik Publicis dekat Arc de Triumphe digeledah, hingga petugas diserang," lanjutnya.
Selama pertandingan final Piala Dunia 2018, ada sekitar 4.000 polisi dan pasukan keamanan sudah dikerahkan.