Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1. PSSI sibuk minta diakui ketimbang segera memutar kompetisi.
2. Alasan tak mendapat pelayanan negara, kompetisi dapat dihentikan semena-mena.
3. PSSI menuntut dilayani oleh negara tapi klub yang tidak membayar NPWP tidak ditindak apa-apa.
4. Mahir bicara tentang nasib pemain bola tapi kasus tunggakan gaji dibiarkan menguap ke udara.
5. Suporter terus digalang dan diagitasi tapi diam saat ada dari kami yang mati.
6. Klub tak ubahnya alat sirkus tapi hak-haknya tak diurus dengan serius.
7. Statuta FIFA selalu dijadikan alasan untuk terus mempertahankan kekuasaan
8. Nasib orang banyak dianggap tak penting pengakuan kepengurusan sianggap lebih genting.
9. Beginilah jika kebebalan telah menjadi panglima akal sehat pun menjadi barang langka.
10. Sepak bola akhirnya entah milik siapa yang lebih berkuasa toh hanya segelintir orang saja.
(BACA JUGA: Najwa Shihab: Walau Kalah Tidak Hilang dan Tetap Berani Bilang, ARSENAL!)
Di akhir acara Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi turut memberikan pernyataan.
"Sepak bola harus kita selamatkan, Indonesia harus lebih kuat, kokoh, dan bermartabat dengan sepak bola yang sehat. Sepak bola yang sehat berarti mampu memberikan pretasi. Cita-cita saya 2025 Indonesia dapat masuk ke final piala dunia." ujar Imam Nahrawi, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.