Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cuaca Buruk Jadi Sorotan Persiapan Paralayang Asian Games 2018

By Weshley Hutagalung - Selasa, 15 Agustus 2017 | 20:59 WIB
Suasana lepas landas pada lomba Ronde III, Senin (14/8). Cuaca buruk jadi kendala saat Piala Asia II Lintas Alam Paralayang 2017, di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, 11-14 Agustus. (TAGOR SIAGIAN/HUMAS FASI )

Zeljko Ovuka, Wakil Presiden FAI (Federasi Aeronautika Internasional) induk olahraga dirgantara dunia, bidang gantole (layang gantung) dan paralayang, merasa bahwa kawasan Puncak kurang layak untuk terbang lintas alam.

Pria asal Serbia itu juga menjadi pengawas teknis Piala Asia II 2017.

“Sangat disayangkan pilot tidak bisa terbang jauh karena cuaca jelek. Mereka jauh-jauh ke Puncak untuk terbang jauh," kata Zeljko Ovuka seperti disampaikan pengurus PB Fasi kepada BolaSport.com.

"Panitia harus mencari lokasi lebih memadai untuk Asian Games. Belum lagi aturan lalu lintas searah di Puncak yang menghambat pergerakan peserta dan panitia pelaksana. Kepentingan pilot harus diutamakan. Tidak ada yang tidak bisa diubah. Itulah gunanaya test event, “ ucapnya.

Pemegang rekor nasional terbang lintas alam, Hening “Digma” Paradigma, sejauh 109 km dari Wonogiri ke Pati, Jawa Tengah, yang dibuat pada 2012, merasa kondisi fisiknya tak maksimal.

Jadwal lomba yang cukup padat dengan perjalanan melelahkan diakui Digma ikut berdampak pada penampilannya.

Semua anggota Pelatnas sebanyak 18 pilot (8 putri dan 10 putra) mengikuti Seri III Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC/Para Gliding Accuracy World Cup) di Mont Saint Pierre, Kanada, akhir Juli lalu.


Tim Nasional Putra dan Putri Paralayang Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam Kejuaraan Dunia Kanada yang digelar Jumat-Minggu, (21-23 Juli 2017).(Instagram )

Setelah itu, mereka turut dalam Seri III TROI (Trip Of Indonesia), kejuaraan Ketepatan Mendarat di Desa Segoro Gunung, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, awal Agustus.

Digma yang keluar sebagai juara Kelas Umum di Kanada bersama anggota Pelatnas lain, Milawati Sirin, tak terlalu khawatir dengan pencapainnya di Piala Asia II.