Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Prestasi bulu tangkis Indonesia pada SEA Games 2017 merosot ketimbang SEA Games dua tahun sebelumnya di Singapura.
Kala itu, Indonesia mendapat tambahan tiga emas dari bulu tangkis yaitu nomor beregu putra, ganda putra, dan ganda campuran.
Indonesia juga menempatkan empat wakil pada partai puncak yang digelar pada Selasa (16/6/2015) di Singapura.
Namun, sepertinya digdaya Indonesia merosot di SEA Games Kuala Lumpur 2017.
(Baca Juga: Indonesia adalah Raja Bulu Tangkis Asia Tenggara, Ini 5 Buktinya!)
Indonesia hanya menempatkan satu wakil tunggal putra pada partai final nomor perorangan.
Jonatan Christie menjadi tumpuan Indonesia untuk meraih medali emas kedua di bulu tangkis SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Hal ini menyebabkan target tiga medali emas cabang bulu tangkis di SEA Games 2017 gagal terpenuhi.
Penyelenggaraan SEA Games 2017 yang berbarengan dengan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis ditengarai sebagai salah satu alasan Indonesia tak tampil dengan skuat terbaik di Kuala Lumpur, Malaysia.
Namun, Indonesia bukanlah satu-satunya negara Asia Tenggara yang membagi konsentrasi dengan BWF World Championships 2017.
Malaysia dan Thailand pun harus membagi kekuatan antara Kuala Lumpur dan Glasgow.
Dan ternyata hal itu tak membuat Thailand dan Malaysia kehilangan banyak slot di partai puncak bulu tangkis SEA Games 2017.
Skuat muda Malaysia seperti Goh Jin Wei mampu berkata banyak di level SEA Games 2017.
Di sisi lain, skuat muda Indonesia satu per satu rontok pada cabang bulu tangkis SEA Games 2017.
Faktor cedera yang menyerang Rosyita Eka Putri Sari dan Edi Subaktiar sedikit banyak juga mempengaruhi raihan medali Indonesia di SEA Games 2017.
Ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang diharapkan mampu menyumbang medali emas harus berhenti di babak empat besar.
Peluang all Indonesian final di sektor tunggal putra pun pupus kala Ihsan Maulana Mustofa takluk di tangan Khosit Phetpradab asal Thailand.
Dengan satu wakil di partai final SEA Games 2017 membuat prestasi bulu tangkis Indonesia di Asia Tenggara perlahan merosot.
Indonesia hanya menyisakan satu wakil di partai puncak untuk kali pertama dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di SEA Games sejak 1977.
Apakah ini tanda bahwa Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) perlu berbenah untuk kembali menunjukkan keperkasaan bulu tangkis Indonesia di Asia Tenggara?