Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Duet Maut Ini Jadi Maestro Lini Tengah di Tim Nasional, yang Mana Favoritmu?

By Taufan Bara Mukti - Rabu, 6 September 2017 | 17:03 WIB
Reaksi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, dalam partai final Liga Champions lawan Juventus di Cardiff, Wales, 3 Juni 2017. (JAVIER SORIANO / AFP)

Kualifikasi Piala Dunia 2018 semakin mendekati titik akhir, beberapa tim sudah mengantongi tiket untuk terbang ke Rusia melakoni putaran final.

Tim nasional (timnas) sebuah negara selalu memanggil pemain-pemain terbaik yang ia punya untuk memperkuat pasukan.

Semua pemain yang dipanggil pun akan berjuang sekuat tenaga untuk membantu negaranya meraih hasil maksimal.

Dari daftar pemain tersebut, terselip beberapa nama yang kemudian tampil ciamik ketika bermain dan berduet dengan partnernya.

Tim BolaSport.com telah mengumpulkan beberapa pasangan duet di tim nasional yang ditakuti oleh lawan-lawannya, berikut ini hasilnya:

1. Patrick Vieira - Zinedine Zidane (Prancis)
Legenda timnas Prancis itu menghasilkan gelar juara Piala Eropa 2000 di Belanda dan Belgia.

Patrick Vieira yang kokoh di lini belakang membuat Zinedine Zidane bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dengan membantu serangan.

Di akhir kompetisi, Zidane bahkan dianugerahi gelar pemain terbaik pada turnamen yang diadakan 4 tahun sekali itu.

Saat ini keduanya telah pensiun sebagai pemain dan meneruskan karier di sepak bola sebagai pelatih.

Zidane menjadi bos Real Madrid, sedangkan kompatriotnya menjadi pelatih tim Liga Amerika, New York City FC.


Patrick Vieira (kiri) dan Thierry Henry merayakan gol Arsenal ke gawang Wolverhampton pada laga Premier League di Highbury, London, 26 Desember 2003.(ODD ANDERSEN/AFP)

2. Steven Gerrard - Frank Lampard (Inggris)
Duet legendaris timnas Inggris ini diinisiasi oleh pelatih asal Swedia, Sven Goran-Eriksson.

Sven memasangkan Steven Gerrard dan Frank Lampard sejak Euro 2004 di Portugal.

Meskipun duet ini tidak menghasilkan gelar bagi tim nasional Inggris, namun Gerrard dan Lampard adalah duet di lini tengah yang menjadi panutan.

Kemahsyuran dua nama besar itu bahkan harus membuat Paul Scholes duduk di bangku cadangan timnas Inggris.

Kendati bermain di dua tim yang saling bersaing, Liverpool dan Chelsea, namun Gerrard dan Lampard bisa menggalang pertahanan sekaligus merancang serangan secara kompak.


Gelandang timnas Prancis, Paul Scholes, merayakan gol dengan Steven Gerrard dan para pemain Inggris pada laga persahabatan kontra Meksiko, 25 Mei 2001.(PHIL COLE/ALLSPORT)

3. Andres Iniesta - Xavi Hernandez (Spanyol)
Kekompakan Andres Iniesta dan Xavi Hernandez sejak keduanya bermain bersama di Barcelona.

Saking akrabnya, Iniesta dan Xavi bahkan rela tukar-menukar nomor punggung di klub dan tim nasional.

Keduanya menjadi sosok sentral dari keberhasilan timnas Spanyol meraih 2 Piala Eropa, dan 1 Piala Dunia dalam kurun waktu 4 tahun.

Sejak Xavi memutuskan untuk pensiun dari timnas Spanyol, Iniesta lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berduet dengan Sergio Busquets.

Namun sejatinya Xavi dan Busquets adalah dua pemain dengan karakter permainan yang berbeda.


Andres Iniesta (kanan) dan Xavi Hernandez berpose dengan trofi saat dipastikan menjuarai Liga Champions pada 2015 di Olympiastadion, Berlin. (PATRIK STOLLARZ/AFP )

4. Daniele De Rossi - Andrea Pirlo (Italia)
Daniele De Rossi dan Andrea Pirlo tampil ciamik ketika dimainkan bersamaan.

De Rossi dengan kekuatan dan kedisiplinannya mengawal lini belakang dipadukan dengan kreativitas dan umpan-umpan akurat sang maestro sepak bola, Andrea Pirlo.

Mereka berdua berjasa besar dalam membantu Italia menjadi juara Piala Dunia 2006.

De Rossi dan Pirlo juga mengantarkan Italia meraih gelar runnerup Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina.

Namun Italia kini harus bermain tanpa Andrea Pirlo yang memutuskan untuk gantung sepatu dari kejuaraan internasional.


Gelandang asal Italia, Andrea Pirlo, memperkuat New York City FC sejak Juli 2015.(AFP)

5. Mesut Oezil - Toni Kroos (Jerman)
Duet di lini belakang yang masih bertahan hingga saat ini dinilai menjadi kekuatan terbesar timnas Jerman.

Mesut Oezil dan Toni Kroos memiliki visi bermain dan akurasi umpan yang mampu membongkar pertahanan lawan.

Oezil dan Kroos sangat efektif menyokong lini serang Jerman yang saat ini digalang Thomas Mueller dan Timo Werner.

Kedua pemain tersebut berhasil mempersembahkan gelar Piala Dunia 2014 di Brazil.

Dengan bantuan Oezil - Kroos, timnas Jerman juga berhasil menjadi juara ketiga dua kali beruntun pada Piala Dunia 2006 dan 2010.


Pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew (kanan), berpelukan dengan gelandang Mesut Oezil seusai menghancurkan Norwegia dengan skor 6-0 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2018 Grup C di Stadion Mercedez Benz Arena, Stuttgart, Jerman, pada Senin (4/9/2017).(THOMAS KIENZLE / AFP)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P