Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tampilnya pebalap Indonesia, Sean Gelael, pada sesi latihan bebas pertama F1 GP Singapura (15/9/2017) menjadi kabar baik bagi tanah air.
Kesempatan yang diterima Sean menjadi angin segar sekaligus kesempatan untuk bisa kembali melihat pebalap Indonesia di kejuaraan balap mobil paling bergengsi tersebut.
Sean yang menjadi test driver tim Scuderia Toro Rosso memiliki peluang untuk bisa mengikuti jejak kompatriotnya, Rio Haryanto, yang pernah tampil di balapan F1 pada musim 2016.
Sean Gelael akan mendapat super licence jika mampu menempuh jarak 300 km dengan mengendarai mobil F1.
Dengan tiga kesempatan yang masih tersisa bersama tim Toro Rosso, Sean masih memiliki peluang besar untuk memenuhi target jarak yang harus ditempuhnya di lintasan tersebut.
(Baca Juga: Membanggakan! Indonesia Berhasil Raih Gelar Juara Umum ASEAN Para Games 2017)
Terima kasih atas dukunganya kalian semua! Thanks for all the support this weekend over 1000 people filled the grandstands yesterday pic.twitter.com/tdyJaJoNSV
— Sean Gelael (@gelaelized) September 16, 2017
Lalu apa syarat lain yang harus dipenuhi oleh Sean andaikan saat ini dirinya tidak mendapat kesempatan bersama tim Toro Rosso tersebut.
Selain dengan cara mengikuti tes bersama tim F1, Sean Gelael dan pebalap yunior lainnya dapat mendapat lisensi mengikuti balapan F1 dengan mengumpulkan poin yang dihitung berdasarkan prestasi yang diraih pada kejuaraan yang memiliki level lebih rendah dibandingkan F1.
Berdasarkan informasi yang dihimpun BolaSport.com dari Crash, FIA baru saja melakukan pembaharuan pada sistem perolehan poin untuk bisa mendapatkan super licence.
Perubahan tersebut diindikasikan menjadi cara FIA untuk memancing agar para pebalap lebih memilih tampil di ajang Formula 2 sebelum layak untuk tampil di F1.
Sean Gelael to drive FP1 for our team in Singapore, Malaysia, USA and Mexico
Read more https://t.co/swLGGPjWkc pic.twitter.com/zJc1XC3ORe
— Toro Rosso (@ToroRossoSpy) August 28, 2017
Pada regulasi sebelumnya, 40 poin penuh akan diberikan kepada pebalap yang mampu meraih peringkat dua besar di klasemen akhir F2 (sebelumnya bernama GP2) atau menjadi juara di ajang IndyCar, FIA European Formula 3, Formula E atau kelas LMP1 WEC.
Sedangkan regulasi yang baru mengatur jika 40 poin hanya akan diberikan kepada pebalap yang mampu meraih peringkat tiga besar di ajang F2 atau memenangi kejuaraan IndyCar, sementara poin dari kejuaraan lainnya mendapatkan pengurangan.
Pada kejuaraan European Formula 3, Formula E atau kelas LMP1 WEC pemenang kejuaraan hanya akan mendapat tambahan poin 30 sedangkan pemenang kejuaraan GP3 hanya akan mendapat tambahan poin 25.
Hal ini berarti para pebalap yunior akan mendapat super licence secara lebih cepat jika mampu berprestasi di kejuaraan F2.