Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tontowi/Liliyana Kejar Sisa Turnamen SS Demi Berlaga di BWF Superseries Finals

By Diya Farida Purnawangsuni - Rabu, 4 Oktober 2017 | 22:11 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, melakukan tos setelah memenangi poin atas lawannya, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman), pada babak kedua turnamen All England di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, Kamis (9/3/2017). Tontowi/Liliyana menang 21-12, 21-13. (BADMINTON INDONESIA)

Fasilitas wild card yang diterima pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, memastikan mereka lolos ke turnamen BWF Superseries Finals 2017.  

Namun begitu, wild card dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) tersebut baru bisa digunakan apabila Tontowi/Liliyana memenuhi syarat mengikuti empat turnamen superseries.

"Kami memang sudah dapat wild card buat ke Superseries Finals tahun ini, tetapi aturannya kami tetap wajib ikut turnamen superseries minimal empat," ucap Liliyana kepada JUARA.net belum lama ini.

"Tahun ini, kami baru ikut dua turnamen superseries yakni Singapura Terbuka dan Australia Terbuka. Kalau All England, Malaysia Terbuka, dan Indonesia Terbuka kan superseries premier, kami wajib ikut karena regulasi peringkat dunia," kata pemain 32 tahun itu.


Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir saat memenangi Indonesian Open 2017 setelah mengalahkan pasangan China, Zheng Siwei/Cheng Qingchen dengan skor 22-20, 21-15.(bwfworldsuperseries.com)

Pasca-meraih medali emas Olimpiade Rio 2016, jumlah turnamen yang diikuti Tontowi/Liliyana memang tak lagi sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

Selain faktor cedera yang sempat mendera Liliyana, perubahan strategi dan prioritas juga menjadi pertimbangan lain.

Pada kalender kompetisi 2017, Tontowi/Liliyana tercatat cuma mengikuti enam turnamen.

Dari keenam turnamen tersebut, Tontowi/Liliyana berhasil menjadi juara pada Indonesia Terbuka dan Kejuaraan Dunia BWF.

Namun, pada turnamen level superseries alias SS yang diikuti tahun ini yakni Singapura Terbuka dan Australia Terbuka, rapor Tontowi/Liliyana justru jeblok.