Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Di sekolah saya, banyak sekali anak yang berbadan besar, dan saya pun mengatakan,
‘Besok, kita akan berkelahi."
Rahardian menantang para pengganggu di sekolahnya hingga terjadi perkelahian singkat di antara mereka. Baku pukul itu terhenti setelah dipisahkan oleh guru.
Akan tetapi, upaya nekat Stefer membuahkan hasil. Ia tak lagi mengalami intimidasi dari anak-anak nakal.
Beranjak dewasa, Stefer diajak salah seorang sahabatnya untuk mengikuti kelas Brazilian Jiu-Jitsu pada 2008.
Stefer ternyata ketagihan dengan ilmu bela diri. Bekerja delapan jam sebagai office boy, dia berani menembus jam sibuk di Jakarta hanya untuk berlatih.
Latihan bela diri berlangsung selama dua jam setiap harinya. Kegiatan itu menghabiskan sebagian besar gajinya untuk membayar sang pelatih.
"Di turnamen pertama, saya mengalami kekalahan. Saat yang kedua juga kalah. Namun saya tak mau menyerah," kata Stefer.
"Saya pikir hanya perlu menang sekali. Saya hanya ingin mengetahui bahwa saya tidak membuang waktu saya. Kemudian pada turnamen keempat, saya berada di posisi kedua. Sejak itulah saya ketagihan meraih medali."