Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mampu Atasi Tekanan, Lawan Anthony Sinisuka Ginting di Final Kejuaraan Beregu Asia 2018 Malah Diganjar Kartu Kuning

By Any Hidayati - Selasa, 13 Februari 2018 | 11:59 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra China, Qiao Bin, bersiap memukul kok yang dilepas lawannya, Sai Praneeth (India), pada babak kedua turnamen Singapura Terbuka di Singapore Indoor Stadium, Kamis (13/4/2017). (ROSLAN RAHMAN/AFP PHOTO)

Drama di final Kejuaraan Beregu Asia 2018, Minggu (11/2/2018), ternyata tidak hanya sebatas cedera tetapi juga diwarnai kartu kuning.

Pada pertandingan Qiao Bin (China) versus Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia), Qiao melakukan selebrasi yang dianggap terlalu berlebihan.

Sesaat setelah memastikan diri menang 21-12, 11-21, 21-14, Qiao langsung melempar raket yang terjatuh di area lapangan Anthony.

Bahkan Qiao melewati bawah raket untuk menangkap raket yang ia lempar tersebut.

Alhasil kartu kuning atau kartu peringatan pun dikeluarkan oleh wasit untuk memperingatkan Qiao.

(Baca Juga: Medali Tidak Menjadi Beban Para Atlet Lawn Bowls di Asian Para Games 2018)

Meski sempat menerima kartu, Qiao mengaku jika dirinya mampu mengatasi tekanan selama pertandingan meski tampil di partai hidup mati China.

"Tekanan sangat hebat tetapi saya dapat mengatasi tekanan tersebut. Di gim kedua, Ginting bermain cepat," ujar Qiao seperti dikutip BolaSport.com dari Badzine.

"Kami berdua sama-sama memiliki peluang di gim ketiga dan saya bermain yang terbaik."


Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, berusaha mengantisipasi shuttlecock yang dilepaskan Qiao Bin (China) pada babak final Kejuaraan Beregu Asia 2018 di di Stadium Sultan Abdul Halim, Kedah, Malaysia, Minggu (11/2/2018).(BADMINTON INDONESIA)

Sayangnya, kemenangan Qiao tidak diikuti oleh rekan-rekannya dan tim putra China pun harus mengakui keunggulan Indonesia dengan skor 1-3.

Insiden kartu di final Kejuaraan Beregu Asia 2018 bukanlah satu-satunya yang terjadi selama turnamen tersebut berlangsung di Stadium Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia.

(Baca Juga: Herry Iman Pierngadi: Indonesia Layak Optimistis untuk Piala Thomas dan Asian Games 2018)

Di semifinal, wasit pun sempat memberi kartu merah kepada tim putra Korea Selatan yang protes berlebihan.

Insiden tersebut bermula dari pengembalian Lee Dong-keun yang mengenai net dan dianggap fault oleh umpire kala bertemu Firman Abdul Kholik (Indonesia).


Tunggal putra Korea Selatan, Lee Dong-keun(bwfworldsuperseries.com)

Alhasil satu poin sekaligus penentu kemenangan untuk Indonesia pun tercipta.

Tak rela dengan keputusan wasit, Lee dan sang pelatih mengajukan protes dan diganjar kartu merah.

Jika dalam pertandingan bulu tangkis, kartu merah bisa diartikan sebagai poin cuma-cuma untuk sang lawan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P