Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perhelatan akbar pesta olahraga musim dingin Olimpade sedang dilangsungkan di Pyeongchang, Korea Selatan, 9 sampai 25 Februari 2018.
Seperti juga "kelaziman" yang terjadi pada perhelatan serupa sebelumnya, kondom menjadi salah satu benda yang disediakan bagi para atlet yang berlaga.
Namun, yang berbeda adalah besarnya jumlah alat kontrasepsi yang disediakan panitia penyelenggara.
Seperti dikutip dari laman CNN, panitia menggelontorkan 110.000 kondom untuk disebar ke perkampungan atlet.
(Baca Juga: Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Masih Tunggu Konfirmasi Tan Boon Heong)
Jumlah tersebut menjadi catatan "rekor baru" untuk penyebaran kondom gratis terbanyak di ajang Olimpiade musim dingin.
Angka tersebut lebih banyak 10.000 kondom dibandingkan Olimpiade musim dingin sebelumnya yang digelar di Sochi, Rusia.
Padahal, jumlah atlet yang terjun hanya lebih banyak 100-an orang, dibandingkan dengan Olimpiade di Sochi.
Laman GlobalNews memberitakan, akan ada keranjang-keranjang yang ditempatkan tak hanya di toilet pria, tapi juga wanita di perkampungan atlet di Pyeongchang and Gangneung.
Demikian pula dengan toilet di media center, perkampungan wartawan, dan sarana kesehatan yang disediakan untuk perhelatan ini.
Hal ini seharusnya tak mencerminkan bahwa saat berada di perkampungan atlet, tak ada lagi kegiatan lain yang bisa dilakukan.
Atlet biasanya menikmati fasilitas seperti pusat kebugaran, makan siang, pusat media atau pun lokasi untuk beribadah. Jadi tak melulu kegiatan yang memerlukan kondom.
Segala kenyamanan khas permukiman pun disediakan di lokasi itu. Mulai dari komunitas terkecil dengan nama perkampungan atlet, hingga yang paling besar, perkampungan Olimpiade.
(Baca Juga: Selain Lolos ke Putaran Final Piala Uber 2018, Ternyata Tim Putri Indonesia Cetak Sejarah Ini)
Di tempat-tempat tersebut, para atlet bisa merasakan beragam kemudahan, mulai dari kantor pos hingga toko bunga pun ada.
Juru bicara dari perusahaan produsen kondom Korsel Convenience, Chung Geun-saik menyebutkan bahwa ribuan kondom itu disalurkan dengan "niatan baik".
Salah satu misinya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
Namun, Chung juga mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman yang ada, banyak orang yang mengambil kondom itu, tanpa harus memakainya. Kondom itu mereka simpan sebagai suvenir.
Jika dihitung secara matematis, rata-rata atlet akan mendapatkan 37 kondom. Sebuah angka yang terbilang besar, untuk ajang yang berlangsung hanya dua minggu.
Perkampungan atlet Olimpiade diperkirakan bakal menampung 2.925 atlet dari 90 negara.
Kendati demikian, awak media dan penonton pun tak lupa dihitung, sebab kondom yang disediakan pun ditujukan bagi mereka.
"Fasilitas" ini seolah hendak mengingatkan kita pada ungkapan mantan perenang AS Dara Torres yang pernah berkomentar tentang hal ini di tahun 2012.
"Apa yang terjadi di perkampungan atlet, hanya akan tinggal di perkampungan itu," kata Torres kala itu.
Dikutip BolaSport.com dari Kompas, berikut adalah sejarah kondom sepanjang Olimpiade.
Olimpiade musim panas 1988: untuk pertama kalinya pendistribusian kondom di publikasikan ketika ajang ini digelar di Seoul, Korea Selatan. Saat itu isu yang mengemuka adalah bagaimana menghambat penyebaran virus HIV.
Olimpiade musim dingin 1994: Panitia penyelenggara mendistribusikan kondom secara gratis kepada atlet, wartawan, dan para pesohor sebagai bagian dari kampanye AIDS. Kala itu Olimpiade digelar di Lillehammer, Norwegia.
Olimpiade musim panas 2000: Penyelenggara Olimpiade dilaporkan menyediakan 90.000 kondom untuk atlet yang berlaga diSydney, Australia.
(Baca Juga: Sempat Dikira Punya Tato Besar di Paha, Ini Penjelasan Atlet Putri Amerika Serikat)
Olimpiade musim dingin 2010: The British Columbia Center for Disease Control mendistribusikan sekitar 100.000 kondom untuk atlet dan official saat berlaga di Vancouver.
Olimpiade musim panas 2016: Pada ajang terakhir Olimpiade yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, penyelenggara mengalokasikan sekitar 450.000 kondim untuk atlet. Artinya, setiap atlet bisa menerima 42 kondom.
Namun, jumlah peserta, cabang olahraga, dan lamanya pelaksanaan Olimpiade di Rio de Janeiro lebih banyak dal lebih lama jika dibandingkan dengan Olimpiade di Pyeongchang. (Glori K. Wadrianto)