Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rencananya, setelah dibawa ke Indonesia, sepuluh pebasket muda itu akan dimasukkan ke dalam program pengembangan alias Perbasi Development Program. Tak hanya diisi oleh orang Afrika, program tersebut akan diisi pula oleh para pebasket lokal usia di bawah 18 tahun.
Sejauh ini, kata Danny, ia telah mendapatkan 24 orang pemuda Indonesia dari seluruh daerah.
"Saya menghubungi jaringan di tiap daerah. Dalam sekejap mereka menyetor pebasket usia dini dengan postur yang membuat saya senang," katanya.
Bagaimana tak sumringah, rata-rata 24 pebasket usia di bawah 18 tahun itu memiliki postur di atas rata-rata orang Indonesia. Bahkan, dalam foto yang ditunjukkan Danny kepada BolaSport.com terdapat salah satu pebasket dengan tinggi 2,04 meter.
Pemuda itu berdiri di samping pebasket naturalisasi asal AS, Jammar Johnson, yang memiliki tinggi 1,96 meter. Jammar terlihat kecil di sampingnya.
(Baca juga: BAM Nilai Penerapan Aturan Servis Baru Masih Salah)
Tak hanya tim program pengembangan yang dipersiapkan Perbasi untuk Timnas Indonesia 2023 mendatang. Mereka pun punya dua tim lain yakni timnas elite dan timnas muda.
Timnas elite adalah tim yang diisi oleh para pebasket yang akan tampil di Asian Games 2018, sedangkan timnas muda adalah para pebasket usia 18-23 tahun dan tak berkesempatan bermain di timnas.
"Banyak pemain Indonesia yang enggak mateng di usia muda karena kami tak punya liga usia dini. Jadi, biasanya usia 18 tahun sudah dibawa oleh klub profesional yang hasilnya mereka hanya akan menghuni bench," kata Danny.
Indonesia mengalahkan Argentina dan Uruguay yang juga mencalonkan diri sebagai tuan rumah bersama pada Piala Dunia Basket 2023.
Ini merupakan kali pertama tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA dilaksanakan di lebih dari satu negara.
Sebelumnya, kejuaraan benua basket FIBA digelar pada 2014 di Spanyol dan pada 2019 akan digelar di China.
Baca Liputan Khusus Tabloid BOLA dan BolaSport.com:
Pro-Kontra Mega Proyek Basket Indonesia