Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Zulfadli Zukiffli: Saya adalah Korban

By Delia Mustikasari - Sabtu, 5 Mei 2018 | 14:33 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Zulfadli Zulkifli. (BERITA HARIAN)

Pebulu tangkis profesional asal Malaysia, Zulfadli Zulkiffli, mengatakan bahwa dia adalah korban bukan pelanggar aturan atas kasus pengaturan skor yang melibatkan namanya.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) menjatuhkan vonis hukuman kepada Zulfadli selama 20 tahun tidak boleh terlibat dalam cabang olahraga ini karena terbukti terlibat dalam pengaturan skor.

Sebelumnya, Zulfadli menghadiri sidang di Singapura pada Februari lalu atas tuduhan pengaturan skor pertandingan di enam turnamen yang berbeda antara 2013- 2016

Pemain berusia 25 tahun itu mengatakan bahwa dia hanya tahu bagaimana bermain bulu tangkis dan tidak terlibat dalam pengaturan skor pertandingan pada 2013-2016.

Dia mengklaim bahwa semua pesan teks Whatsapp yang digunakan sebagai bukti terhadap dirinya dan Tan Chun Seang oleh BWF hanyalah percakapan antara mereka tentang judi di kasino dan masalah sponsorship.

"Saya telah dilarang terlibat dalam bulu tangkis selama 20 tahun. Padahal, aya hanya tahu cara bermain bulu tangkis. Sekarang, saya tidak bisa melakukan apa pun yang berkaitan dengan bulu tangkis," kata Zulfadli dalam konferensi pers yang dilansir BolaSport.com dari The Star.

"Hukuman ini lebih kejam daripada mengirim saya ke penjara. Di penjara, setidaknya saya bisa makan dan berteduh. Sekarang, saya tidak yakin bagaimana cara menjalani hidup saya," ucap Zufadli.

(Baca juga: Kasus Pengaturan Skornya Terkuak, Pemain Ini Minta Maaf kepada Warga Malaysia

Selain dikenai sanksi dilarang mengikuti turnamen bulu tangkis selama 20 tahun, Zulfadli juga didenda 25.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 348,9 juta.

BWF juga menjatuhkan hukuman kepada pebulu tangkis Malaysia lainnya, Tan Chun Seang, untuk tidak mengikuti turnamen bulu tangkis selama 15 tahun dan denda sebesar 15.000 dolar atau setara dengan Rp 209,3 juta.

Atas vonis hukuman tersebut, Zulfadli berencana mengajukan banding.

"Saya tidak punya uang untuk membayar denda. Saya memohon kepada Kementerian Olahraga dan Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) untuk membantu saya dan menghentikan penindasan ini oleh BWF," ujar Zulfadli.

Zulfadli mengatakan bahwa BWF tidak memberi hukuman yang adil baginya.

"Saya diminta untuk menghadiri wawancara pada 2016, tetapi saya diinterogasi oleh seorang polisi berpengalaman dari Scotland Yard," kata Zulfadli.

"Sulit bagi saya untuk memahami aksen Skotlandianya karena bahasa Inggris saya tidak begitu bagus. Penerjemah yang membantu saya tidak dapat menyampaikan pesan dengan jelas," ucap Zulfadli. 

Dalam kesempatan tersebut Zulfadli mengakui bahwa dia dipaksa menyerahkan telepon selular (ponsel) saat menjalani wawancara pertama dengan BWF.

"Mereka memiliki gadget ini di mana semua pesan saya dari ponsel diunduh. Saya kehilangan sebagian besar data saya karena pesan-pesan itu diambil sejak lima tahun lalu dan saya tidak dapat mengingat sebagian besar isinya," aku Zulfadli.

(Baca juga: China Kirim Kekuatan Terbaik pada Piala Thomas-Uber 2018

"Semua percakapan saya di ponsel, dalam bahasa Malaysia, tetapi mereka menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Mereka memilih pesan yang hanya memiliki beberapa kata kunci. Itu diambil di luar konteks."

Ketika ditanya tentang pembicaraan tentang transfer uang dan kalah dalam pertandingan, Zulfadli menjelaskan bahwa Tan dan dia disponsori oleh Apacs.

"Terkadang, sponsor kami tidak membayar tepat waktu dan saya butuh uang. Jadi, ini tentang meminjam uang. Poinnya adalah tentang permainan yang kami mainkan di kasino," ujar Zulfadli.

"Terkadang, pemain sering bermain kasino setelah atau sebelum pertandingan hanya untuk bersantai. Sebagian besar pemain melakukannya saat mengikuti turnamen di luar negeri," kata Zulfadli lagi.

Menurut Zulfadli, hal yang paling membuatnya kesal adalah BWF tidak memiliki jawaban untuk pertanyaannya tentang pertandingan mana yang melibatkan dirinya dalam pengaturan skor pertandingan.

"Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan saya," ujar Zulfadli.

"Saya ingin dengan rendah hati meminta maaf kepada semua warga Malaysia, keluarga saya, dan sesama pemain bulu tangkis atas rasa malu dan penghinaan terhadap keputusan BWF terhadap saya," kata Zulfadli.

Zulfadli menegaskan bahwa dia tidak meminta maaf untuk pengaturan skor pertandingan karena dia tidak melakukannya. Namun, dia meminta maaf karena keputusan BWF yang dijatuhkan kepadanya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P