Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nama Alton Annar mungkin tidak asing di dunia rugbi Indonesia. Tapi siapa sangka ia dulunya adalah eks pesepak bola yunior yang banting setir?
Sebagai atlet rugbi, sudah beragam prestasi yang ditorehkan Alton Annar.
Tercatat, Alton pernah meraih berbagai gelar baik itu bersama salah satu klub top ibu kota, Jakarta Banteng, serta Tim Nasional Rugbi Indonesia.
Namun sebelum menekuni dunia rugbi, Alton ternyata adalah pesepak bola yunior yang sudah bermain sejak di bangku sekolah.
Seperti banyak anak-anak Indonesia lain, Alton belia rajin berlatih sepak bola dengan impian untuk bisa membela timnas Indonesia suatu hari nanti.
Meski demikian, takdir pun membawanya hijrah dari sepak bola ke rugbi hingga impiannya masuk timnas Indonesia pun tercapai dalam olahraga yang dikenal keras ini.
"Dari kecil mimpi gue adalah masuk timnas sepak bola Indonesia. Tapi mungkin tuhan berkata lain, mungkin jodoh gue bukan sepak bola tapi timnas rugbi." demikian Alton memaknai pengalamannya tersebut.
(Baca juga: Winger PSIS Sudah Siap Hadapi Persela Lamongan)
Saat ditemui BolaSport.com di kawasan Orchard Road, Singapura, seusai gelaran Singapore Rugby Sevens Series 2018 beberapa waktu lalu, Alton mengutarakan cerita tentang perjalanannya dari dunia sepak bola ke rugbi.
Sepak Bola sejak Belia
Alton sudah bermain sepak bola ketika bersekolah di Sekolah Pembangunan Jaya, Tangerang Selatan.
Menuntut ilmu di sana sejak SD hingga SMA, ia selalu aktif dalam kegiatan sepak bola bersama siswa lainnya.
Saat duduk di kelas 1 SMA, Alton pun meninggalkan Indonesia menuju Australia untuk melanjutkan sekolahnya di St. Paul School, Brisbane, dengan tidak meninggalkan sepak bola.
Di sekolah barunya di Brisbane, ia pun masuk ke tim sekolah hingga berpartisipasi dalam kompetisi sepak bola lokal Negeri Kangguru.
"Dari dulu gue selalu main sepak bola sampai nilai di sekolah parah banget. Orang tua jadi marah," ujar Alton.
Lulus sekolah di Brisbane dan mendapat banyak pengalaman sepak bola level yunior, Alton kemudian meninggalkan Australia untuk melanjutkan kuliahnya di Raffles College, Singapura.
Masih seperti sebelumnya, Alton terus mengasah kemampuan sepak bolanya di Singapura
Ia bahkan sempat mengikuti trial bersama salah satu klub lokal Negeri Singa, yaitu Geylang United yang kini sudah berganti nama menjadi Geylang International.
"Di Singapura gue latihan di jalanan, latihan sprint dan bawa bola. Bisa dibilang gue kekuatannya di situ karena gue winger," kata Alton
"Kemudian gue coba kirim surat ke Geylang United antara tahun 2005 dan 2008. Waktu itu umur 21 atau 22 kalau tidak salah."
Pencapaiannya dalam trial di Geylang United sebenarnya cukup apik dengan berhasil masuk ke dalam tiga besar pemain terbaik.
Padahal, persaingan antarpemain berlangsung cukup ketat hingga akhirnya tersisa tiga pemain setelah dilakukan serangkaian pencoretan.
Sayang, dari tiga pemain tersebut hanya dua yang kemudian terpilih masuk tim dan Alton adalah satu pemain yang tersisih.
Setelah mengikuti trial di Geylang United, Alton sudah tidak seserius sebelumnya dalam bermain sepak bola dan pulang ke Indonesia.
"Setelah seleksi di Geylang gue give up, pulang ke Indonesia masih main sepak bola tapi untuk bersenang-senang saja." katanya.
Kenal Klub Rugbi Berkat Kakak
Bersamaan dengan menurunnya minat untuk menekuni sepak bola, pintu masuk menuju dunia rugbi datang dari salah satu kakaknya.
Saat itu, sang kakak menawari Alton unuk mencoba bermain rugbi bersama klub Jakarta Banteng di kawasan Senayan, Jakarta.
Pengalaman pertamanya bermain rugbi bersama Jakarta Banteng membuatnya ketagihan karena merasa tertantang dengan gaya permainannya.
"Gue mulai bosan setelah beberapa tahun main bola (waktu dikenalkan rugbi) memang lagi jenuh. Akhirnya gue coba dan gilanya, main sepuluh menit lari maju-mundur saja capek." tutur Alton.
"Kemudian ada anak muda juga di tim gue yang golden boy-nya rugbi Indonesia, gue ditabrak dia saat pegang pads sampai lompat tiga meter. Di situ gue dapet adrenalinnya dari rugbi."
Karier Alton di dunia rugbi kemudia terus berkembang, mulai dari latihan yang rutin diikutinya, berbagai turnamen pun diikuti bersama Jakarta Banteng hingga mendatangkan gelar.
Di Kejurnas Rugbi Sevens saja, bersama Jakarta Banteng ia berhasil meraih juara pada 2010, 2011, dan 2014.
Pada 2010 dan 2011 Jakarta Banteng yang diperkuatnya bahkan tidak terkalahkan sepanjang turnamen.
Hanya pada 2012 Alton gagal meraih juara saat berpartisipasi dalam Kejurnas karena langkah timnya dihentikan oleh klub asal Papua, Kotekas.
"Tahun 2012 kita satu kali kalah lalu selesai, itu sedih banget karena kita dua kali tak terkalahkan. Bahkan pada 2012 kita sampai dimusuhi karena tidak terkalahkan." ujar Alton.
Meski demikian, ada jalan terjal yang harus dilalui sebelum berhasil meraih berbagai gelar.
Dalam turnamen pertamanya yang mempertemukan klub-klub se-Indonesia di Bali, Alton harus rela menelan hasil buruk.
Namun Alton menganggap hal itu adalah bagian dari proses seleksi untuk menyaring para pemain rugbi yang siap terus tampil.
"Hasilnya parah, gagal total." tutur Alton.
"Itulah proses kaderisasi, siapa yang masih mau main ya lanjut, ada yang pergi juga dan gue adalah salah satu yang main terus." katanya.
Masuk Timnas Indonesia hingga Melatih
Alton yang berada di masa puncaknya sebagai pemain rugbi pada 2011 mendapat kesempatan masuk ke timnas Indonesia pada tahun tersebut.
Sebagai informasi, timnas rugbi Indonesia memiliki tim sevens bernama Harimau dan tim fifteens bernama Rhinos.
Lewat seleksi, Alton masuk ke skuat Rhinos pada 2011 dan menjalani training camp (TC) untuk mengikuti Asian Five Nations yang kini bernama Asia Rugby Championship pada tahun yang sama.
"Gue lagi di masa puncak itu 2011, lalu terpilih masuk tim fifteens lewat seleksi. Pemain yang menonjol dipilih untuk ikut TC." lanjut Alton.
"Turnamen pertama (bersama timnas) Asian Five Nations 2011, tapi gue cuma jadi water boy doang karena badan gue kecil."
"Di sana kita mengalahkan Pakistan dan kalah kalau tidak salah dari China."
Water Boy adalah sebutan untuk pemain cadangan yang biasa memberikan air minum kepada rekan-rekannya yang berlaga di lapangan dalam pertandingan.
Selain masuk tim Harimau, Alton juga merasakan berseragam tim Harimau dan berlaga di SCC Sevens 2012.
Di SCC Sevens, tim Harimau dibawanya meraih kemenangan atas Uni Emirat Arab meski juga menelan kekalahan dari Filipina.
Di usianya yang menginjak ke-32 tahun, Alton telah pensiun bermain sejak 2016 dan berkecimpung di dunia kepelatihan serta masuk dalam pengurus Persatuan Rugbi Union Indonesia (Perui).
Sebagai pelatih, ia tercatat pernah melatih siswa-siswa SMA serta ikut menangani tim Banten di PON XIX yang digelar di Jawa Barat pada 2016.
Saat itu, Alton mendampingi pelatih kepala asal Fiji dengan hasil yang cukup ciamik.
Tim Banten berhasil meraih medali perak setelah bersaing dengan Papua di partai final.
Seperti saat masih bermain, Alton tidak main-main dalam menjalani karier sebagai pelatih dengan sertifikat World Rugby Level 1 Coach yang dimilikinya.
"Pensiun main tahun 2016 di umur 31 kemudian melatih. Sebelumnya juga pernah melatih anak-anak SMA tapi baru dapat seritikasi dua tahun lalu," pungkas pria berdarah Bugis-Toraja ini.
Profil Alton Annar
Nama: Alton Annar Sampetoding
Tempat dan tanggal lahir: Ujung Pandang, 25 Februari 1986
Tim: Jakarta Banteng Rugby Club (2008-2018), Tim Propinsi Banten (2016), Timnas Rugby 15s Indonesia Rhinos (2013 & 2016), Timnas Rugby 7s Harimau (2012)
Gelar: Juara 7s Nasional (2010,2011,2015), Nusantara Cup (2016), Medali Perak Eksebisi Rugbi PON (2016), Runner-up Asian 5 Nations 2013