Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Istora Senayan Belum Ramah Difabel

By Persiana Galih - Selasa, 26 Juni 2018 | 21:04 WIB
Kondisi Istora Senayan Jakarta pada penyelenggaraan Indonesia Masters 2018 pada 23-28 Januari. ( GARRY ANDREW LOTULUNG/KOMPAS.COM )

Baru tiba di Kampung Atlet Kemayoran setelah bertanding di Istora Gelora Bung Karno, Muhammad Subhan langsung dicegat Lukman Niode, Direktur Venue Asian Para Games (APG), dan jajaran pejabat panitia penyelenggara APG 2018, Inapgoc.

Atlet singel putra bulu tangkis kursi roda itu lantas ditanyai mengenai pendapatnya berlaga di Istora Senayan untuk test event APG bertajuk Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018.

Tanpa kesulitan Muhammad Subhan menjelaskan pendapatnya, seperti sudah mengumpulkan kekecewaannya tampil di Istora.

“Saya sangat tidak nyaman, pak,” kata Subhan pada Lukman Niode, Selasa (26/6/2018).

Ucapan Subhan bukan tanpa alasan. Soal arena pertandingan, katanya, tak ada masalah karena sudah sesuai dengan standar internasional.

Namun, toilet yang tersedia di Istora Senayan benar-benar perlu diubah dan ditambah.

(Baca Juga: Pencak Silat Terus Uji Coba demi Hasil yang Terbaik pada Asian Games 2018)

“Toilet yang tersedia itu cuma dua, di mana dipergunakan ramai-ramai baik oleh atlet mau pun penonton. Tentu kami terpaksa antre panjang. Toilet juga tidak ramah difabel, karena harus menginjak pedal saat hendak menyiram,” kata atlet asal Banten ini.

Sistem penyiraman toilet yang mesti diinjak tentu menyulitkan Subhan dan rekan-rekannya karena tubuh bagian bawah mereka tak berfungsi sempurna.