Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Prancis Memindahkan Gunung, Kroasia Menemukan Serpihan yang Hilang

By Weshley Hutagalung - Sabtu, 14 Juli 2018 | 12:03 WIB
Ekspresi gelandang dan kapten Kroasia, Luka Modric,, setelah timnya lolos ke final Piala Dunia 2018 dan mengalahkan Inggris di Stadion Luzhniki, Kamis (12/7/2018). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

Penampilan Kroasia sejak memulai Piala Dunia 2018 memikat banyak orang, termasuk saya. 

Bukan melulu soal kemenangan, melainkan cara mereka bermain yang rapi dan kompak.

Mengalahkan Argentina dengan skor 3-0 bukan pencapaian biasa walau sang lawan terlihat bak perca kain yang dijahit menjadi satu.

Hanya, tim pelatih Kroasia harus pintar-pintar memulihkan kebugaran pemainnya karena Luka Modric dkk bermain melewati extra time di 3 pertandingan sejak melewati fase grup.

(Baca Juga: Siapa Jagoan Neymar di Final Piala Dunia 2018?)

Menarik menilik ucapan Zlatko Dalic, sang pelatih. Ia menyinggung soal bakat individu dan persatuan.

Dari Dejan Lovren, Ivan Perisic, Ivan Rakitic, Luka Modric, hingga Mario Mandzukic. Nama-nama ini ngetop di kalangan penggemar sepak bola.

Pelatih Zlatko Dalic hanya membawa 2 pemain yang berkompetisi di Liga Kroasia.

Artinya, ada modal pengalaman dan kematangan cara bermain untuk menghadapi beragam gaya lawan.

Sisi negatifnya tentu ada, yakni kekompakan bermain dan perilaku pemain bintang akibat popularitas dan kejayaan di klub.