Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perhatikan Beberapa Hal Ini Sebelum Anda Memutuskan Menjadi Vegetarian

By Nina Andrianti Loasana - Senin, 16 Juli 2018 | 16:56 WIB
Buah dan sayuran yang kurang tepat dijadikan jus ( rd.com )

Vegetarian menjadi salah satu tren diet dan pola hidup yang cukup populer belakangan ini.

Saking populernya, banyak restoran menyediakan menu normal yang bahan utamanya diganti dengan bahan makanan ramah vegetarian.

Misalnya, burger atau pizza vegan.

Namun jika anda tertarik untuk mencoba pola diet ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Head of Health Committee Nutrifood, Mochamad Aldis Ruslialdi, SKM, CNWC mengatakan, "Banyak orang yang nekat menjadi vegan, langsung hantam tidak makan semua daging hanya sayur-sayuran, itu harus dipikirkan beberapa kali."

Aldis menambahkan, vegetarian memiliki sejumlah tahapan.

Misalnya, lacto ovo vegetarian yang masih mengonsumsi susu dan telur.

Ovo vegetarian, masih mengkonsumsi telur, namun tidak mengonsumsi susu dan tentunya tidak pula daging-dagingan.

Baca Juga: [PILIHAN] Final Piala Dunia 2018, Partai Puncak Paling Seru Kedua dalam Sejarah)

Lalu ada pula vegetarian total yang sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani.

Karena memangkas sama sekali produk hewan, total vegetarian hanya mengandalkan protein nabati.

Padahal, Aldis menambahkan, protein hewani jauh lebih kaya.

"Makanya beberapa orang vegetarian mengalami deficiency protein," tuturnya.

Selain itu, tantangan menjadi vegetarian di Indonesia, menurut Aldis, tergolong besar.

Misalnya, karena banyaknya makanan vegetarian yang diolah dengan cara digoreng.

Hal itu sebetulnya tidak baik karena makanan akan mengandung banyak lemak.

Selain digoreng, tak sedikit pula makanan vegetarian yang mengandung banyak garam.

Padahal, batas konsumsi garam yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI per harinya hanya sekitar lima gram atau satu sendok teh.

"Jadi meskipun based on sayuran, sayangnya malah bikin hipertensi," kata Aldis.

Jika kita masuk ke dalam kelompok yang biasa menerapkan pola makan normal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengubahnya menjadi pola vegetarian.

Pertama, Aldis menganjurkan untuk melihat terlebih dahulu kemampuan diri kita.

Sebab, tak sedikit orang yang sudah terbiasa makan daging dan berada di lingkungan yang biasa mengonsumsi daging.

Menjadi vegetarian akan menjadi hal berat bagi mereka.

"Kita tahu risiko dan urgensi diri sendiri. Balik lagi, sanggup atau enggak. Diri kita sendiri yang tahu," ujar dia.

Kedua, bagi yang ingin menerapkan pola vegetarian disarankan berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter.
Sebab, ketersediaan makanan akan cenderung lebih sulit.

(Baca Juga: [POPULER] Prancis Sang Juara Sempurna, tetapi Tinggalkan Setitik Cela di Piala Dunia 2018)

Apalagi dengan kondisi di perkotaan, di mana makanan vegetarian cenderung dijual mahal, namun tidak mudah juga untuk memasaknya sendiri.

Ketiga, Aldis menyarankan kita untuk menjaga kecukupan gizi terlebih dahulu.

Sebab, banyak masyarakat Indonesia yang masih belum menerapkan gizi seimbang dalam setiap kali makan.
Meski begitu, jika tetap ingin beralih menjadi vegetarian, Aldis menyarankan kita agar melakukannya secara perlahan.

"Beralih dulu dari daging merah ke daging putih, kemudian menjadi lacto ovo, bertahap. Itu pun jalannya panjang dan tidak bisa hanya 1-2 bulan saja," ucap dia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P